Hei, namaku Azeila Astavira zosepka. Biasa dipanggil Azeila. Ketika aku duduk dibangku SMP, aku memiliki seorang teman namanya Atlanta Alexa Legrary, biasa dipanggil dengan nama Legrary. Awal duduk dibangku SMP, aku dan Legrary saling dijodohkan oleh teman-temaanku. Tapi, respon kami biasa aja. Aku mulai memperhatikan dia, hingga aku sadar, aku menyukainya. Tapi, lama kelamaan pertemanan kami renggang, sampai kelas lX.
Suatu hari, aku mendengar bahwa dia sedang dekat dengan temanku, namanya virgilia Arella Libianca yang sering dipanggil dengan nama Arella. Saat itu, aku hanya bisa tersenyum saja. Aku mulai berusaha untuk tidak menyukainya lagi. Dan ya, aku sudah berhasil walau tak semudah yang dikatakan. Beberapa minggu setelahnya, aku mendengar bahwa Legrary dan Arella sudah pacaran. Aku turut bahagia akan hal itu. Hari terus berjalan dengan cepat hingga tak sadar bahwa tinggal 4 bulan lagi kami akan lulus dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Kami sudah mulai sibuk untuk mempersiapkan diri karena sebentar lagi akan menghadapi ujian.
Ketika aku lagi fokus mengerjakan soal latihan, temanku datang dan bercerita banyak hal, dimulai tentang bagaimana ujian nanti, dan masih banyak lagi. Tapi, disela-sela pembicaran kami, dia bercerita bahwa Legrary dan libianca sudah tidak pacaran lagi. Aku Tanya “kok bisa?” lalu sahut temanku “nggak tau apa masalahnya, tiba-tiba mereka jadi orang yang gak kenal gitu”, “ohh” sahutku. Pada esok harinya, aku dan temanku sedang asik bercerita, tiba-tiba Legrary datang dan ikut nimbrung untuk bercerita. Dan itu membuatku canggung untuk bercerita lagi. Dia sudah mulai berbicara dan bercerita denganku seperti semula, bahkan semakin hari semakin akrab. Kami saling bercerita, bercanda, sering bareng. Itu membuatku menyukainya lagi.. tapi, aku tidak tahu ternyata dia juga menyukaiku.
Beberapa bulan berlalu, kami sedang latihan untuk mempersiapkan diri karena kami sebentar lagi akan mengadakan acara pamitan/doa syukuran. Kami sedang latihan untuk lagu yang akan kami tampilakan. Selesai dari latihan, tiba-tiba Legrary datang menghampiriku dalam kelas lalu duduk disebelahku. Dia mengatakan “would you like to be a girlfriend?” secara spontan aku terkejut dan tidak percaya, “aku serius, would you like to be a girlfriend?” katanya meyakinkanku. Lalu aku menganggukkan kepala dan berkata “yes, I do”. Lalu Legrary dan aku pun pacaran. Hari pun berlalu, kami sering belajar bareng untuk mempersiapkan diri karena sebentar lagi akan ujian. Sepulang dari sekolah, temanku yang dekat rumah berkunjung, katanya “mau cerita aja” lalu kata ibuku yang ku panggil mamy “ohh, ya udah ayo masuk”. Kami pun mulai bercerita dimulai dari hal-hal yan tidak penting, semua diceritakan. Tiba-tiba mamy datang dan ikut nimbrung untuk bercerita . tiba-tiba mamy tanya “Alvares, caryn punya pacar ya?” mendengar kata itu, tiba-tiba jantungku mulai berdetak tak karuan. Aku mulai panik, “ada tante, tante tau kan si Legrary? Nah, itu pacarnya” kata Alvares sambil memperlihatkan senyum kegirangannya. Seketika rumah jadi hening, lalu mamy berkata “kaka, itu benar?” lalu aku menjawab “iya my”. Lalu temanku perusak suasana izin pamit pulang. Lalu jawab mamy setelah itu padaku “ohh..”. Aku langsung tertegun, “ohh? Hanya itu? Mamy nggak marah? Nggak mimpikan?” batinku. Lalu mamy bilang “yang penting nggak ngaruh buruk sama kaka dan tidak mengganggu kegiatan sekolah” lalu ke dapur. Aku dengan shock karena tidak percaya dengan yang baru saja terjadi, namun aku tersenyum karena mamy tidak marah.
Lalu keesokan harinya, aku pergi ke sekolah. Setiba di sekolah, aku langsung menghampiri Legrary dan menceritakan semuanya. Ya, dia pun shock sekaligus lega, karena mamy tidak marah. Lalu kami pun masuk kelas dan mulai belajar hingga bel pulang berbunyi. Kami pun pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, aku ganti baju lalu makan. Mamy datang menghampiriku dan berkata “kaka, kalo udah lulus, kaka mau melanjut dimana?”, “ kaka mau melanjut di SMK aja, ngambil jurursan TKJ nanti” jawabku. “kaka, gimana kalo kaka melanjut di SMA .......................? Nanti kaka tinggal di asrama” kata mamy. “bentar dulu ya my, biar kaka pikir-pikir dulu”. “ya udah pikirkan dulu. Tapi mamy mau bilang kalo yang mamy dan daddy tawarkan ini adalah yang terbaik untuk kaka. Tapi, keputusan tetap ada di tangan kaka” kata mamy, “em ok” jawabku.
Satu minggu kemudian, hari terus berjalan seperti biasanya. Aku pergi ke sekolah lalu masuk ke dalam kelas kemudian belajar. Bel istrahat berbunyi, aku langsung menghampiri Legrary “Ry, tau nggak?” tanyaku, “apa tu?” sahutnya balik “kemarin, mamy bilang bagusnya aku tu melanjut di SMA ..............? Terus setelah aku pikir-pikir, aku setuju dengan yang mamy bilang”. “kalo menurut aku, nggak apa-apa yang penting komunikasi kita tetap lanjut” jawabnya. Lalu, aku bertanya lagi, “berarti udah fix ya?”, “em udah” jawabnya sedih. Sepulang dari sekolah, aku ganti baju lalu makan. Mamy datang “kaka, gimana yang kemarin? Mau nggak melanjut di sana? Kaka nggak usah khawatir, soal biaya daddy dan mamy akan mengusahakan itu” katanya. “gini my, kaka udah pikirin matang-matang, kaka udah buat keputusan , kaka mau melanjut di sana dan akan belajar dengan sungguh-sungguh di sana”, “bagus, jangan biarkan ada yang membuat kaka nggak fokus belajar. Kalo menurut mamy, kaka nggak usah lagi pacaran di SMA ini, biar lebih fokus belajar”, “oke bagus, janji ya?” tanya mamy, “janji” jawabku dengan penuh dengan penuh keyakinan. Sebelum aku masuk sekolah, aku bimbang tapi harus dilakukan “bagaimana bilangnya ya? Kalo aku gak mau pacaran lagi sama Legrary?” batinku.
Aku pergi ke sekolah, lalu masuk ke dalam sekolah menunggu guru. Lalu, Legrary datang menghampiriku “tumben nggak cerewet? Lagi sakit ya?” tanyanya sambil memegang dahiku. Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban. Lalu dia bertanya “terus kenapa?”, lalu aku menjawab “Ry, kata mamy, aku nggak usah pacaran lagi, terus aku udah janji kalo aku nggak pacaran lagi. Jadi aku mau bilang, kita nggak usah pacran lagi ya? ” jawabku dengan nada pelan. Tentu Legrary bingung, termenung beberapa menit, lalu aku tanya “gimana? Hem?”, “em, iya nggak apa-apa. Tapi, jujur aku kecewa” jawabnya.
Setelah kejadian itu, aku canggung setiap melihat dia. Tapi aku berusaha bersikap seperti biasanya supaya kami tidak menjauh. Hingga pada hari senin beberapa minggu setelah kejadian itu, aku memberanikan diri untuk mengirimkan pesan padanya.
Azeila : hi,
Legrary : hi.
Azeila : sekarang lagi ngapain?