Pertanian selalu menjadi tulang punggung peradaban manusia. Namun, di tengah tantangan perubahan iklim dan peningkatan populasi global, inovasi dalam metode bertani menjadi semakin penting. Salah satu solusi modern yang menjanjikan adalah hidroponik.
Sejak tahun 2019 Pak Angga selaku pengelola Green House yang berada di desa Sadamantra memiliki minat terhadap hidroponik. Beliau mendalami ilmu menanam hidroponik secara otodidak.
Bagi beliau, hidroponik bukan hanya sebagai solusi untuk menanam tanaman di lahan sempit, tetapi juga sebagai cara inovatif untuk mengadaptasi berbagai media tanam tanpa terpaku pada pipa air, asalkan terdapat tempat yang cukup untuk akar tumbuh dan suplai air yang terjamin.
“Sumber air yang saya gunakan berasal dari sumur tanah, dan sistem pengairan yang saya terapkan mengalir terus menerus, namun tetap efisien karena air diserap oleh tanaman sesuai kebutuhan mereka.” – Pak Angga
Dalam mengelola hidroponik, beliau membeli bibit tanaman, tetapi kadang juga membuat sendiri seperti bawang dan bayam untuk menghemat biaya produksi. Variasi tanaman yang ditanam cukup beragam, yang mencakup 8 jenis sayuran dan beberapa jenis buah.
Pupuk hidroponik merupakan kunci utama dalam menciptakan lingkungan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman-tanaman hidroponik. Takaran pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman, mengingat setiap jenis memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.
“Tanaman-tanaman hidroponik yang saya kelola memiliki waktu pertumbuhan yang cukup singkat, rata-rata dapat dipanen dalam rentang waktu 25-40 hari setelah penanaman.” – Pak Angga. Hal tersebut dapat menunjukkan efisiensi metode hidroponik dalam menghasilkan hasil panen yang cepat.