Melihat fenomena terbaru saat ini. Begitu banyaknya karangan bunga yang dikirim oleh simpatisan atau mereka yang sering mengatakan dirinya sebagai Ahoker atau Ahok Lover sangat menarik. Karangan bunga ini dikirim karena mereka merasa simpati dengan kekalahan orang yang sudah menata Jakarta dengan indah.
 Karangan bunga inipun tidak hanya dikirim oleh pendukung Ahok yang memiliki KTP Jakarta. Bahkan dari luar kota dan dari luar negripun tidak mau kalah mengirimkannya. Suasana seperti ini baru pertama kali dijumpai di Indonesia bahkan dapat dikatakan, pertama kali juga di dunia.
 Tetapi sesaat hiruk pikuk keceriaan itu sempat terhenti dan diganti dengan duka. Bagaimana tidak, bunga yang indah tersusun dengan rapi bahkan sering dijadikan latar untuk ajang selfie ini menjadi sasaran pembakaran.Â
 Bertepatan dengan Hari Buruh atau MayDay pada tanggal 1 mei tumpukan karangan bunga ini berganti menjadi api unggun.  Entah apakah kaum buruh ini memang kehabisan kembang api atau sedang mencari kehangatan di tengah teriknya matahari atau memang sekedar berniat untuk membantu bersih-bersih balai kota yang sudah penuh dengan karangan bunga yang menumpuk. Hanya saja beberapa pihak mengatakan, aksi ini merupakan aksi protes kaum buruh terhadap kebijakan Ahok.
 Tidak tahu kenapa, Ahok yang dianggap salah, bunga kiriman para ahokers ini yang dibakar. Apa salah si-bunga, tidak ada yang tahu tapi semua sudah terjadi. Bahkan, kondisi pembakaraan itu membuat para pecinta Ahok serta mereka yang menamai diri Pecinta damai di bumi Pertiwi ini semakin menyemarakkan pengiriman bunga. Bukan semakin surut karena telah merasa diteror dengan aksi yang tidak ramah tetapi mereka semakin membanjiri balai kota Jakarta dengan balon dan bunga lagi.
 Bahkan sekarang, karangan bungapun ditujukan kepada para aparat kepolisian. Sebagai support kepada pihak Kepolisian agar mereka semakin tegas dalam menjaga kesatuan NKRI.Â
 Melihat dari sudut pandang ilmu pikiran, sebuah amarah sebenarnya adalah suatu kondisi yang merugikan bagi mereka yang sedang mengalaminya. Di dalam Map of Consciousness atau Peta Kesadaran (tolong digarisbawahi, ini peta pikiran SADAR) David R. Hawkins M.D., Ph.D yang dituangkan dalam desertasinya yang berjudul Qualitative and Quantitative Analysis And Calibration Of The Level Of Human Consciousness meletakkan marah pada level energy 10 pangkat 150 .
 Apa arti level energi dan pangkat ini? Sebelum penulis lanjutkan, sedikit uraian tentang marah. Marah pada hakekatnya dapat diekspresikan dengan dua cara. Pertama diekspresikan dengan tindakan konstruktif dan kedua diekspresikan dengan tindakan destruktif.Â
 Jika marah diekspresikan dengan tindakan konstruktif tentu sangat membangun, karena dapat membawa perubahan positif baik untuk yang bersangkutan maupun masyarakat sekitarnya. Sayangnya, kali ini marah diekspresikan dengan tindakan destruktif atau pengerusakan, sehingga sebagian pihak merasa dirugikan dengan tindakan ini. Dan bagi pihak yang melakukan puas karena merasa pendapatnya telah disampaikan.
 Marah ini muncul dalam bentuk iri, dengki, benci, sakit hati, tersinggung dan dendam atas kejadian di masa lampau. Dan kembali kepada level energi yang disematkan oleh David R. Hawkins, ada hubungan apa antara marah dan rejeki?
 Secara ilmiah David R. Hawkins menjelaskan, level energi marah ini merupakan level energi psikis yang rendah. Dengan level energi psikis yang rendah ini secara otomatis sebagai manusia kita tidak memiliki lagi energi untuk menarik rejeki yang bertebaran disekitar kita. Karena selain manusianya sendiri hanya memiliki energi dengan level yang rendah ditambah pula dengan yang bersangkutan memakai energi itu untuk fokus hanya pada amarahnya. Apa lagi yang bisa dilakukan untuk menarik keberuntungan dalam rejeki ?