"Bila diri tidak disibukkan dengan hal yang bermanfaat dan mendatangkan kebaikan, maka jiwa akan disibukkan dengan yang sia-sia"
Sudah sering Dira dihina oleh mertua-nya. Kali ini dia dimarahi karena lebih banyak pergi keluar dengan teman-temannya dari pada mengurus keluarga. Suaminya tidak pernah membela atau sekadar menghibur. Sebaliknya juga ikut mendukung perilaku sang ibu. Â Â
Sebagai anak pertama yang datang dari keluarga yang kurang mampu. Dira memikirkan cara untuk menaikkan harga dirinya. Dia tidak hanya bekerja dengan menjadi seorang guru dan berjualan. Dia melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Agar dia di hormati orang. Dan memiliki kesempatan untuk menjadi dosen. Itu lah yang ada dalam benak Dira.Â
Menjadi guru itu biasa. Mertuanya juga guru. Tapi dengan menjadi dosen, Ibu mertuanya yang garang itu, yang tidak menghargainya, Akan lebih menghormatinya. Begitu yang dipikirkan nya. Tidak hanya ingin membuktikan diri pada mertua, ia juga ingin lebih dari adik iparnya. Adik iparnya yang membuka butik di sebelah rak jus milik Dira, punya suami yang baik, dan juga enak dan berlimpah. Pulang pergi Thailand tiap bulan untuk berbelanja sambil jalan-jalan. Dan juga di sayang orang tua dan saudara-saudaranya.Â
Di depan teman-teman dekatnya, Dira selalu menceritakan hal-hal yang sedih. Mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mertua. Di tambah suami yang mengabaikan perasaannya.
Dira sebagai wanita dengan mesin kecerdasan 'Sensing', selalu terlihat gigih dalam bekerja. Hidupnya berorientasi pada menghasilkan uang. dia punya rumah yang diberi mertuanya. Dia juga bisa memakai mobil milik suaminya. Dia punya uang untuk setiap hari keluar makan dengan teman-temannya. Dan dia tetap giat menghasilkan uang untuk lebih dan lebih.
Untuk meringankan bebannya sebagai seorang istri dan ibu dari ke-3 anaknya. Dira mempekerjakan 2 babysitters. Dengan begitu dia bisa ke luar rumah. Untuk main dengan teman-temannya atau mengawasi karyawan yang bekerja di jus nya.
Di akhir pekan dia akan berangkat ke luar kota untuk kuliah.Â
Kuliah ke luar kota setiap akhir pekan, telah mempertemukan dia dengan seorang sopir mobil Hiece. Jack yang masih muda, lulusan S1 yang hidup perantau di kota ini. Punya istri namun rumah tangga yang tidak harmonis, ditambah belum di karunia anak meski usia pernikahannya sudah lebih dari 7 tahun. Â Begitulah cerita Jack pada Dira. Dira dan Jack yang awalnya bertukar nomor sebagai penumpang dan sopir, Menjadi teman dekat lalu berlanjut menjadi kekasih. Hari- hari Dira sudah tidak membosankan lagi. Sekarang kalau dia mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan dari mertua. Dia bisa berkeluh kesah kepada Jack. dan Jack adalah pangeran yang siap menghibur dan menenangkan nya.Â
Dira sedang berbunga-bunga. Dia jadi lebih sering berada di luar rumah. Bila Dira tidak ada di rumah, dia punya alasan. Keluar dengan sahabat-sahabatnya. Tentunya itu adalah trick, agar perselingkuhan tidak di ketahui suaminya.
Dira tidak fokus akan tujuannya. Tujuan ke luar kota untuk kuliah, telah bercampur dengan urusan jatuh cinta lagi.Â
Sahabat-sahabat Dira, mengetahui perbuatannya. namun mereka diam saja. Bahkan karena tidak ingin ikut campur, mereka tetap ikut saat Dira mengajak mereka keluar untuk hang out lebih sering dari biasanya. Padahal tujuan Dira mengajak keluar hanyalah kamuflase. Dia butuh chit-chat lebih banyak dan intens. Dan alasan keluar dengan teman, adalah cara yang paling tepat untuk diberikan pada suami.Â
2 Tahun perselingkuhan itu berjalan mulus. Meski Dira dan Jack sempat putus-sambung. Barulah setelah 2 tahun hubungan itu tercium suaminya. Suami Dira menyalahkan 2 teman dekatnya yang janda. "Itulah kenapa aku larang kamu berkawan dengan janda, kamu jadi ingin jadi janda juga" Suami Dira tidak berteriak atas perselingkuhan istrinya. Melainkan salah dalam memilih sahabat.