Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hening

28 Februari 2024   03:51 Diperbarui: 28 Februari 2024   03:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hening jiwa, diamnya kata,
Tanya demi tanya, dalam bisu,
Hanya langit yang mendengar,
Gelisah, bisikan hati.

Sunyi yang memayungi malam
Memeluk bumi yang sedang bersedih,
Berbicara dengan ramah pada yang kesepian,
Berbisik pada mereka yang cemas akan masa depan.

Dalam hening, kata-kata terlahir kembali,
Mengalir bak sungai menuju muara pikiran,
Menyentuh nurani, mengunjungi  perasaan,
Untuk mendengar rasa hati pada kenangan.

Hening bukanlah kekosongan,
melainkan pintu menuju kesadaran yang dalam,
Dengan diam, kita mendengar,
Suara-suara yang hilang di tengah keramaian pikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun