Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Macbeth

2 Februari 2024   16:30 Diperbarui: 2 Februari 2024   16:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekembali dari perang
Dia mendapat hadiah emas dan pesta besar
Kemenangan yang di bawa dari perang
Menjadikannya seorang pahlawan.

Dia adalah pahlawan
Dia merasa pantas angkuh dan sombong
Kemenangan di medan perang adalah miliknya
Takhta Sang Raja seharusnya miliknya.

Rasa haus akan kekuasaan
Roh jahat yang merasuki
Keyakinan diri bahwa ia seorang kesatria
Menguatkan tekad untuk merebut takhta.

Darah yang mengotori belati dan tangannya
Tidak dapat tercuci meski dibasuh air laut Dewa Poseidon
Perasaan bersalah dibawa
Menggerogoti jiwa, sampai tubuh mati.

Ego tamak telah membunuh jati dirinya yang bijak dan kuat
Tidak bisa ia melepas diri dari bayangan dosa
Sosok pahlawan yang merubah diri menjadi petaka
Meski duduk di singgasana, Macbeth tidak pernah bahagia.

Julie Cerqueira,
02 Februari 2024


 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun