Mohon tunggu...
Yulianingsih
Yulianingsih Mohon Tunggu... Guru - UPT SMPN 3 BANJIT

MOTTO HIDUP SAYA IALAH "TUNAS KELAPA"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Muridku Inspirasiku

28 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 28 Juli 2024   23:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Kisah sederhana dari sudut sekolah pengalamanku menjadi guru mata pelajaran pada tahun 2020 di SMP Negeri di Waykanan )
Setiap orang tua pasti akan melakukan apapun untuk anak-anaknya. Orangtua akan terus bekerja keras untuk masa depan anaknya. Kemudian orangtua juga pasti ingin anaknya sekolah ditempat yang terbaik. Entah kualitas sekolah, entah sarana prasarana yang memadai. Apalagi terkait jalan menempuh sekolah jauh sekali.  
Di sekolah temoat aku mengajar merupakan sekolah yang jauh dari perkotaan. Memiliki bangunan yang luas dan terbuat dari beton. Taman sekolahnya indah sekali. Pepohonan yang banyak membuat udara disekolah sangat sejuk. Meskipun bangunan dan bentuk sekolah yang diinginkan baik belum tentu jaminan untuk anaknya sukses. Tetapi orangtua tetap ingin anaknya mendapatakn pendidikan yang terbaik dan mempercayakan anaknya disekolah tersebut.
Sudah tidak asing lagi bahwa sekolah yang baik bukan hanya sekolah yang bangunannya bagus dan megah. Akan tetapi, yang terpenting ialah terlihat dari kualitas sekolah itu sendiri. Entah guru yang baik dan menyenangkan, Program sekolah yang baik, Sekolah yang merdeka, dan pastinya memberikan yang terbaik terkait karakter murid yang ada di sekolah.
Lain halnya dengan Pendi  yang saat ini duduk dibangku sekolah kelas 7. Ia merupakan anak yang mandiri dan hebat. Ibunya sudah tidak ada sejak ia masih Sekolah Dasar. Ayahnya sudah pergi entah kemana bersama istri barunya. Pendi bertubuh mungil itu hanya tinggal sendirian dirumahnya yang berdinding bambu. Ia memililkii seorang kaka perempuan yang juga sudah menikah jauh dari kampungnya. Meskipun kakak perempuanya sudah menikah pendi tidak mau ikut dengannya. Pendi memilih untuk hidup sebatang kara dirumah peninggalan Almarhumah ibunya.
Sungguh tak tertahankan air mataku menetes begitu saja. Aku sangat sedih akan dirinya. Tubuhnya yang mungil itu bertahan dan tiada raut wajah yang merana sedikitpun. Disimpan baik-baik wajah muramnya. Pendi memastikan wajahnya baik-baik saja, disimpannya rasa sedih tersebut. Jiwa juangnya, tekadnya yang kuat, mampu menerjang derasnya ombak yang mematikan. Pendi mampu melalui semuanya dengan baik. Padahal untuk makanpun ia sangat sulit. Banyak orang  yang memberitahuku bahwa Pendi makanpun diberikan oleh tetangganya atau saudara-saudaranya. Namun yang membuat aku terharu dna bangga ia sangat antusias untuk sekolah. Semua permasalahan hidup yang dialami oleh pendi tidak membuatnya untuk berhenti sekolah.
"Apa yang membuat nak pendi tetap semangat untuk sekolah?". tanyaku dengan penasaran.
"Pendi tidak banyak hal yang muluk-muluk bu. Saat ini pendi hanya ingin sekolah dan pandai mengaji, jadi Ibuku bahagia di alam sana pak melihat aku sekolah ".
"MasyaAllah Pendi luar biasa nak tekadmu. Semangat ya Ibu akan terus membimbingmu"
"Iya bu terimakasih banyak"  ujar Pendi.
Sebuah harapan terpancar jelas di wajah mungilnya. Kesederhanaan Pendi membuatku merasa iba dan sungguh terharu. Aku seringkali bergumam dalam hati dan berpikir bahwa aku memiliki beban yang sangat banyak dan berat sekali. Aku seperti itu karena aku juga masih butuh banyak sekali belajar menjadi orang yang berguna dan orang yang baik.
Memang betul bahwa setiap orang ingin sukses selain berdoa juga harus ikhtiar. Kita harus bertawakal kepada Allah SWT. Harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan. Kita sebagai guru harus bisa mengayomi murid. Menjunjung tinggibmurid sesuai kodratnya. Berfokusnpada murid adalah tujuan dari merdeka belajar di sekolah.
Ketika kita sudah berusaha maka tidak akan ada usaha yang sia-sia dan hilang begitu saja. Aku percaya setiap apapun yang kita capai dan kita raih merupakan langkah berikutnya untuk berpijak. Fokus dengan tujuan kita maka Allah akan tentukan dengan baik jua.
Menjadi seorang guru mata pelajar tidaklah mudah. Amanah yang luar biasa ku emban. Meskipun pada awalnya saya ragu menghadapi berbagai macam karaktr murid namun saya bisa melewati keraguan tersebut. Aku ingat dengan prinsipku bahwa tidak ada yang tidak bisa selagi benar-benar berusaha. Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk siapapun.
Tentu menjadi seorang guru sudah pasti bermanfaat bagi muridnya. Menjadi seorang guru yang baik dan menyenangkan tentunya harus berperan dengan baik. Peran tersebut agar membangun hubungan dan kehangatan untuk murid. Ketika hubungan telah terjalin maka murid akan senang dan bahagia.
Alhamdulillah dengan cara tersebut membuat pengalaman berarti bagi diriku. Saya belajar menjadi seorang guru yang profesional, mandiri, kreatif. Selain itu, saya belajar mengelola waktu, belajar menjalin kerjasama, belajar menanam karakter kepada murid, dan sebagainya. Saya mengajar di seluru kelas termasuk kelas 7A. Kebetulan Pendi berada di kelas 7A
Pendi adalah anak yang baik dan rajin. Saat ia masuk sekolah sangat terlihat wajahnya tampak lesu. Pakaian yang ia kenakan tak ada kerapian sama sekali.
"Pendi kenapa pakaianmu kusut? apakah tidak di gosok?"
"tidak bu. Sebab aku harus buru-buru berangkat sekolah. Aku ikut tetangga pergi ke sekolah bu"
"Oh begitu. berarti kamu ikut tetanggmu terus ya berangkat sekolah?"
"iya bu. Aku ikut siapapun yang pergi ke sekolah bu secara berganti-ganti. Jika tidak ada tebengan aku berjalan kaki bu. Aku harus sekolah bu apapun caranya"

Sungguh luar biasa tekad yang dilakukan pendi. Aku sangat merasa bangga melihat perjuangannya. Aku harus lebih ekstra untuk menjaga kultur kelas. Aku harus bisa mengatur kondisi agar Murid lainnya bisa menerima keadaan Pendi. Psikologi Pendi harus aku jaga dengan baik agar ia tidak di Rundung oleh murid lainnya.
Perundungan yang aku pelajari harus benar-benar diperhatikan. Hal tersebut tidak boleh dianggap hal yang sepele, karena dapat menimbulkan trauma dan gangguan psikologi bagi seorang anak atau murid. Tentu itu tidak boleh terjadi di kelas ku. Alhamdulillah di kelasku tidak terjadi hal seperti itu, karena sebelumnya aku sudah memberikan pemahaman terkait perundungan.
Kesepakatan kelaspun sudah berlaku, bila ada yang melanggar pasti akan menerima konsekuensinya sendiri. Aku yakin Allah memberikan cobaan terhadap umatnya tidak akan melebihi batas kemampuan itu sendiri. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan umatnya begitu saja. Allah punya skenario untuk kehidupan para umatnya. Pasti ada makna terkandung di dalam permasalahan hidup umatnya. Aku belajar untuk menerima amanah dari Allah SWT. Aku terus menambah wawasan dan ilmu tentang menghadapi penangan terkait anak-anak.
Pendi adalah anak yang spesial Allah kirim kan kepadaku sebagai gurunya di sekolah. Meskipun Pendi tinggal sendiri tanpa siapaun di sampingnya, ia sangat semangat untuk sekolah dan belajar. Tak jarang ia selalu membantu beberapa guru dalam hal apapun. Ia selalu paling dulu membersihkan papan tulis saat berganti mata pelajaran. Ia aktif dalam organisasi sekolah. Pendi anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Pendi selalu tampil di depan.
Pendi juga anak yang humoris dan pandai bergaul. Akan tetapi, Pendi masih kurang tepat waktu terkait pengerjaan tugas sekolah. Hampir setiap hari aku selalu berkomunikasi dengan dia. Aku memberikan beberpa motivasi untuknya. Aku berikan perhatian khusus untuk ananda Pendi, agar ia tak putus asa dan lebih semangat lagi sekolah.
Setiap murid pasti memiliki sisi yang unik dan berbeda-beda. Satu catatan penting bahwa setiap anak memiliki kodrat sejak lahir. Anak memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki prestasi dalam berbagai bidang. Saat ini Pendi sudah naik kelas 8 dengan nilai yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun