Mohon tunggu...
Veronica Yuliani
Veronica Yuliani Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa yang jatuh cinta dengan cello, panflute, dan violin.

Menulis untuk berbagi dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menurunnya Budaya Sopan Santun di Sekolah

30 November 2024   10:09 Diperbarui: 30 November 2024   10:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut KBBI sopan santun berarti budi pekerti yang baik; tata krama; peradaban; kesusilaan: -- dalam pergaulan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, akhir-akhir ini budaya sopan-santun ini kian menurun. Budaya sopan santun yang saya maksudkan adalah budaya sopan santun para siswa di sekolah.

Contoh-contoh tindakan tidak sopan yang saya amati sering terjadi di sekolah saya adalah siswa sering menutup pintu dengan cara yang tidak semestinya, asal 'jebret' saja. Itu terjadi hampir di semua kelas yang saya ajar. Tindakan tidak sopan yang lain adalah masuk kelas tanpa ketuk pintu atau permisi terlebih dahulu, padahal guru di kelas sedang mengajar. Selain itu siswa seringkali sibuk bermain handphone ketika guru menjelaskan materi padahal sudah berulang kali diingatkan dan mereka tidak mengucapkan maaf setelah diperingatkan, bahkan terkadang bersikap tidak patuh.

Zaman dulu ketika saya masih sekolah kalau bertemu dengan guru sangat senang dan akan buru-buru menyapa dengan sopan. Akan tetapi, saya mengamati sebagian besar murid saya tidaklah demikian. Tidak semua menyapa jika bertemu, apalagi jika sudah di luar sekolah terkadang mereka malah berpura-pura tidak melihat. Saya katakan tidak semua, tetap ada anak-anak yang masih dengan ramah menyapa Ketika bertemu di manapun.

Saya berpikir mengapa budaya sopan santun zaman saya dulu dengan zaman anak sekarang sedemikian berbeda. Saya menduga alasan mereka melakukan tindakan tidak sopan yang saya sebutkan di atas adalah karena kurang tegasnya para guru dalam menerapkan peraturan di sekolah. Saya pun menyadari sudah jarang mengingatkan anak-anak yang menutup pintu dengan asal ataupun siswa yang masuk kelas tanpa permisi. Seharusnya para guru langsung dan konsisten menegur semua siswa yang melakukan tindakan tidak sopan. Semua guru harus kompak, seragam dalam menerapkan peraturan dan dilakukan terus-menerus sehingga sopan santun menjadi sebuah budaya.

Alasan ke dua yang membuat siswa bertindak tidak sopan adalah pengaruh teman sebaya. Jika satu anak melakukan tindakan tidak sopan dan tidak ditegur, tidak mendapat sanksi maka siswa-siswa yang lain akan melakukan tindakan yang sama. Mereka meniru apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Orang-orang muda ini harus didik dengan tegas.

Alasan-alasan lainnya bisa jadi karena budaya di keluarga masing-masing, tidak adanya teladan dari orang tua. Murid-murid saya adalah dari keluarga menegah ke atas. Mungkin orang tua sibuk bekerja, jarang mendapat perhatian orang tua. Sehari-hari waktu dihabiskan dengan bermain game, media sosial Tik Tok, Instragram dll., sehingga kurang berinteraksi dengan orang lain. Siswa menjadi kurang terlatih berinteraksi dengan sopan dengan orang lain.

Perubahan nilai sosial yang berlaku di masyarakat mungkin juga menjadi salah satu penyebabnya. Pengaruh modernisasi dan globalisasi sehingga menyebabkan orang lebih individualistis dan tidak peduli dengan nilai-nilai sopan santun.

Lalu bagaimanakah solusinya? Seperti yang saya katakan di awal, supaya sopan santun menjadi budaya di sekolah maka pertama-tama guru harus secara kompak dan konsisten menerapkan peraturan secara tegas sehingga sopan santun menjadi sebuah budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun