Setiap orang Kristen pasti memiliki nama babtis. Bagi umat katolik, nama babtis biasanya diambil dari Alkitab, juga dari tradisi Gereja, seperti kisah santo-santa, beata-beato. Ada banyak nama orang kudus, artinya seorang murid Yesus yang telah hidup dalam kesetiaan kepada Tuhannya, yang bisa dijadikan nama babtis, di antaranya adalah Markus, Paulus, Vinsensius, Elisabeth, Veronika, dan masih banyak lagi.
Saya sendiri memiliki nama babtis Veronika. Veronika adalah salah satu tokoh yang populer di dalam gereja katolik. Kebanyakan orang katolik di Indonesia bila ditanya tentang siapakah Veronika, mereka pasti akan memiliki jawaban yang sama. Veronika adalah perempuan yang mengusap wajah Yesus ketika Ia memanggul salib ke Golgota dan ia mendapat gambar wajah Yesus di kain yang ia gunakan untuk mengusap wajah-Nya tersebut. Gambar wajah itu tercetak secara ajaib di kain itu. Cerita yang demikian pun adalah jawaban saya jika ditanya siapa Veronika, sebelum saya membaca buku tentang Veronika.
Veronika yang mengusap wajah Yesus ada yang mengatakan bahwa ia adalah perempuan yang sakit pendarahan yang disembuhkan Yesus dengan menyentuh jubah-Nya. Hal ini didasarkan atas dokumen yang disebut Acta Pilati. Kesaksian ini ditulis sekitara pertengahan abad IV oleh sejarawan gereja Eusebius (265-340).
Di dalam dokumen tersebut juga disebutkan bahwa Veronika menjadi salah satu saksi yang meringankan hukuman Yesus di hadapan pengadilan Pilatus. Kesaksiannya terkait dengan kesembuahannya setelah menyentuh jubah Yesus. Namun, sayangnya menurut tradisi Yahudi pada masa itu, suara perempuan tidak diperhitungkan. Jadi kesaksian yang ia berikan tidak dapat menjadi fakta hukum.
Ada banyak sekali kisah tentang Veronika di berbagai negara tetapi biasanya memiliki satu kesamaan, yakni perempuan yang mendapat gambar wajah Yesus secara ajaib. Nama Veronika sama sekali tidak tercatat dalam kitab suci. Lantas cerita manakah yang benar? Siapakah sebenarnya Veronika?
Setelah membaca buku karangan Doni Koesoema A. (2014) yang berjudul Veronika dan diterbitkan oleh Kanisius tahulah saya, apa itu Veronika. Kok apa? Bukan siapa? Secara historis, tidak ada data-data yang mengacu tentang peristiwa Veronika mengusap wajah Yesus di jalan salib-Nya. Kehadiran sosok perempuan bernama Veronika yang mengusap wajah Yesus lebih merupakan legenda daripada fakta.
Dalam buku itu dikatakan bahwa kisah perempuan Veronika yang mengusap wajah Yesus di jalan salib-Nya adalah sebuah legenda yang berasal dari Gereja Barat, yaitu Gereja Katolik Roma. Kisah ini muncul pada abad XV dan semakin populer pada abad XVI setelah karya Mochi. Penghormatan popular ini semakin kuat Ketika kisah tentang Veronika dimasukkan dalam salah satu stasi doa jalan salib, yaitu pada pemberhentian ke-6. Veronika yang seperti inilah yang sekarang ini dikenal oleh umat katolik di Indonesia.
Lebih lanjut Doni Koesuma mengungkapkan bahwa yang disebut Veronika sebenarnya adalah gambar wajah Yesus yang tercetak bukan buatan tangan manusia dan sering disebut sebagai akheiropita. Tentang gambar Yesus yang tercetak secara ajaib ini. Kita memiliki dokumen sejarah penting yang mengacunya, yaitu peritiwa translasi akheiropita Camulia atau gambar autentik Kristus Camulia dari Kappadokia ke konstantinopel pada 574 seperti ditulis oleh penulis sejarah Bizantium , Giorgio Cedreno.
Akheiropita adalah gambar Yesus yang tercetak secara ajaib. Akheiropita dalam Bahasa Yunani berarti tidak dibuat oleh tangan manusia. Catatan sejarah ini menunjukkan adanya bukti bahwa gambar Yesus yang tidak dibuat oleh tangan manusia ini pernah ada.
Demikian sedikit tentang Veronika. Semoga menjadi pengetahuan baru bagi para pembaca terutama umat katolik. Jika ingin mengetahui lebih lengkap  tentang Veronika bisa langsung membeli bukunya.
Sumber: Albertus, Doni Koesoema.2014. Veronika, Misteri Perempuan Kudus di Jalan Salib Kristus.Yogyakarta: Kanisius.