Mohon tunggu...
Veronica Yuliani
Veronica Yuliani Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa yang jatuh cinta dengan cello, panflute, dan violin.

Menulis untuk berbagi dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih Baik Tidak Memiliki daripada Harus Kehilangan

29 Februari 2020   20:00 Diperbarui: 29 Februari 2020   20:04 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tahun 2000 yang lalu sewaktu saya masih SMA. Kami memelihara seekor anjing. Saya tidak tahu persis apa jenis anjing tersebut. Yang pasti anjing tersebut berbulu tebal dan panjang dengan ekor berkibar. Warna bulunya coklat. Kami memberinya nama Beki.

Beki adalah anjing betina. Beki kami rawat sejak kecil. Beki kecil hingga dewasa selalu mengikuti ke mana pun kami pergi kecuali ke jika kami pergi jauh. Jika kami pergi mengambil rumput ke ladang maka Beki pun turut serta, lalu ia akan mandi di sungai. Beki pandai berenang.

Beki tidak pilih-pilih makanan. Apa yang kami makan dia juga makan, bahkan indomie rebuspun dia mau. Hal itu membuat kami tak susah merawatnya. Saya sering mendengar anjing teman saya makan kotoran, mencuri telur, bahkan mencuri ayam. Namun Beki tak pernah berbuat demikian. Beki termasuk anjing yang manis.

Hal yang paling saya rindukan adalah jika saya pulang sekolah. Saya masih jauh di jalan Beki akan berlari menyongsong saya dan melonjak-lonjak seakan minta digendong. Saya juga masih ingat ketika saya hendak pergi ke Jakarta. Beki mengikuti dari belakang, mungkin dipikirnya saya hanya pergi ke ladang. Saya dan ibu saya sampai harus mengusirnya dengan melemparinya dengan tanah agar ia tak mengikuti kami. Saya menjadi sedih dan haru.

Setelah saya tinggal ke Jakarta, ibu bercerita bahwa Beki dewasa akhirnya kawin dengan anjing kampung dan melahirkan anak. Seperti ayam beranak atau dalam bahasa Jawanya 'ngarak' Bekipun menjadi galak.

Suatu ketika ia menggigit orang yang lewat di jalan dekat rumah. Mungkin dia berpikir ada yang mengancam keselamatan anaknya. Karena menggigit orang maka ayah saya menjadi marah dan 'membunuhnya'. Mendengar hal tersebut saya sangat sedih. Beki memang bersalah tetapi menurut saya tak seharusnya ayah membunuhnya.

Sejak saat itu saya tak lagi mau memelihara anjing lagi. Saya takut kehilangan seperti kehilangan Beki. Beki adalah satu-satunya anjing termanis yang pernah kami miliki. Love you Beki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun