Hari ini adalah hari perayaan sukacita besar bagi seluruh umat Katolik karena hari ini adalah hari Minggu Palma memasuki pekan suci Paskah, sebagai hakikat pertobatan dan keselamatan hidup Jemaat Katolik. Sebuah perayaan hari besar, hari raya terpenting, dan hari raya yang ditunggu-tunggu oleh umat Katolik di seluruh dunia.Â
Namun, di tengah sukacita yang tengah dirasakan jemaat Katolik, peristiwa naas yang dulu terjadi, kini kembali terulang lagi yaitu sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di gereja Katedral Makassar pagi tadi sekitar pukul 10.30 WITA, berlokasi di pintu gerbang samping arah jalan Kajolalido dekat pos satpam gereja Katedral Makassar. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait apa motif kejahatan pelaku di balik ledakan bom bunuh diri tersebut.Â
Menurut informasi terkini dari laporan media MetroTv, bahwa ada 9 korban yang mengalami insiden dari kejadian tersebut. 1 orang meninggal dunia dan 3 orang dilarikan ke rumah sakit Stella Makassar untuk mendapatkan penanganan medis. Namun dari 3 orang tersebut, 2 orang lainnya sudah dibawa pulang oleh keluarganya untuk mendapatkan rawat jalan.Â
Selain itu, dari tim media juga belum bisa memberikan informasi terkini terkait kondisi korban karena dari pihak rumah sakit belum diizinkan untuk menemui korban.Â
Kejadian ledakan bom bunuh diri di gereja-gereja Katolik memang sudah sering terjadi apalagi ketika memasuki perayaan hari besar. Entah apa alasan pelaku sehingga nekat menghabisi nyawa sesama manusia.Â
Sebagai salah satu umat Katolik, penulis turut merasakan kesedihan atas peristiwa ini dan turut mendoakan semoga para korban segera pulih dari keadaannya dan yang telah meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.Â
Peristiwa ledakan bom bunuh diri hari ini mengajak kita semua untuk merefleksi diri sekaligus menjadi bahan renungan pribadi untuk senantiasa hidup menjadi manusia yang bertobat sesungguhnya, yang selaras dengan "Renungan Ziarah Batin 2020."Â
Pertama, seluruh umat Katolik hari ini merayakan kedatangan Yesus dalam kemuliaan dan bersorak sorai kala memasuki kota Yerusalem. "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Namun yang kedua, tak lama kemudian kita mendengar dalam bacaan Injil yang diambil dari Kisah Sengsara, bagaimana orang-orang berbalik sikap dengan menghujat Yesus sambil berseru: "Salibkanlah Dia!" Bahkan mereka lebih memilih seorang penjahat bernama Barabas untuk dibebaskan dari pada Yesus.Â
Kisah-kisah ini memberikan tiga hal kepada kita. Pertama, kita sering kali mudah termakan oleh kata-kata orang, apalagi yang mengatakan adalah oleh orang yang punya kekuasaan. Kita kehilangan pegangan dan prinsip hidup kita karena takut dijauhin.Â
Kedua, di saat kita terhasut oleh pendapat orang, kita semakin tidak mempunyai hati yang penuh kasih dan kelembutan kepada sesama yang menjadi korban, sehingga kita kerap kali melakukan tindakan yang berbahaya. Kita kehilangan identitas diri sebagai murid Tuhan yang harusnya bisa menjadi kawan dan penolong bagi yang menderita.Â