Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010, menghadapi tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka tumbuh di era digital yang sangat cepat berubah, dimana teknologi dan informasi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan harus beradaptasi dengan kebutuhan dan karakteristik unik generasi ini untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan. Anak-anak yang memasuki sekolah dasar sekarang akan bekerja di jenis pekerjaan yang belum ada saat ini. Oleh karena itu, penting untuk membangun sekolah “unggul” yang dapat memberikan pendidikan inovatif dan relevan bagi Generasi Z.
Generasi Z dikenal sebagai digital natives, artinya mereka sudah terbiasa dengan teknologi sejak lahir. Hampir semua remaja sekarang atau sekitar 95% remaja memiliki akses ke smartphone, dan mereka "selalu" online. Karakteristik ini menunjukkan bahwa metode pengajaran tradisional mungkin sudah tidak efektif lagi. Pendidikan harus lebih interaktif dan berbasis teknologi untuk menarik perhatian dan minat mereka.
Selain itu, Generasi Z cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih pendek dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini menekankan pentingnya penggunaan metode pengajaran yang lebih dinamis dan interaktif seperti gamifikasi dan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa.
Mereka juga sangat peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Generasi Z mengatakan penting bagi mereka untuk bekerja di perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai isu-isu global dan keberlanjutan harus diintegrasikan ke dalam pendidikan agar peserta didik siap menjadi warga global yang bertanggung jawab.
Selain itu, Gen Z lebih menghargai pengalaman belajar yang personal dan relevan. Siswa yang merasa bahwa pengalaman belajarnya relevan dengan kehidupan lebih mungkin untuk berhasil secara akademis. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kurikulum yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan individu siswa.
Terakhir, Gen Z cenderung lebih kolaboratif dan menghargai kerja sama tim. Mereka lebih suka bekerja dalam tim daripada secara individu. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan harus memberikan lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi dan kerja sama tim, baik dalam proyek kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk membangun sekolah "unggul" bagi Generasi Z, mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran sangatlah penting. Lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menarik dapat diciptakan dengan bantuan teknologi. Misalnya penggunaan perangkat lunak pembelajaran adaptif dapat membantu guru menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan setiap siswa.
Siswa yang menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif menunjukkan peningkatan signifikan dalam prestasi akademis dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pengajaran tradisional. Selain itu, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan akses ke sumber daya pendidikan.
Dengan adanya internet, siswa dapat mengakses berbagai materi pembelajaran dari seluruh dunia. Hal ini meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.