Mohon tunggu...
Yuliana Puspita de
Yuliana Puspita de Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif UIN SAIZU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Waliyullah K.H. Ahmad Masruri sebagai Tokoh Agama di Desa Kebumen, Kecamatan Baturaden, Banyumas

17 Desember 2022   19:29 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:46 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K. H. Ahmad Masruri dan Nyai Siti Maemunah. Sumber : dokumen pribadi

1. Biografi K. H. Ahmad Masruri

K. H. Ahmad Masruri lahir di Sokaraja pada tahun 1901 M. Istri beliau bernama Nyai Siti Maemunah dan mempunyai 6 anak, antara lain: K. H. Ngabdus Salam, K. H. Ngabdul Qadir, K. H. Ahmad Mursalim Ridlo, K. H. Ahmad Maskuri, K. H. Ahmad Muqorib dan Ny. Munifah. K.H. Ahmad Masruri adalah seorang tokoh cerdas dari kecil yang merupakan salah seorang putra dari K. H. Abu Suruj Bin K. H. Imam Rozi. K. H. Imam Rozi adalah salah seorang laskar Pangeran Diponegoro yang berdakwah di Desa Kebutuh Sokaraja Kulon. K. H. Abu Suruj memiliki 18 anak diantaranya adalah  K. H.  Asfiya, putra pertama yang dakwahnya diteruskan oleh K. H. Imam Munhasir di Kebonkapol Sokaraja. Dan K. H. Ahmad Masruri sendiri mempunyai dua adik yang bernama K. H. Ahmad Marwazi, dan yang bungsu K. H. Ahmad  Bunyamin. 

Beliau bertiga sama-sama mengembangkan ajaran Islam di Kabupaten Banyumas dengan cara berdakwah khususnya di wilayah Purwokerto barat. Sebelumnya, K. H. Ahmad Masruri  pernah belajar di pesantren daerah Solo. Karena beliau merasa kurang puas dengan ilmu yang dicapainya, sehingga beliau melanjutkan memperdalam ilmu agama ke pesantren di Jampes, Tebu Ireng, dan Timur Tengah khususnya di Mekah Al-Mukaromah. Beliau paling lama mengabdi di Timur Tengah selama 7 tahun bersama sahabatnya yang bernama K. H. Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri Organisasi Masyarakat Ahlussunnah Waljama'ah Nahdlatul Ulama (NU). Karena dengan kecerdasannya beliau K. H. Ahmad Masruri pernah dimintai menjadi seorang qahi atau pengurus di PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama).

Pada tahun 1920 K. H. Ahmad Masruri mendirikan sebuah pesantren yang bernama Al-Masruriyah di Kebumen, Baturraden. Selain mengajar di pesantren beliau juga bekerja sebagai penghulu. Sekarang pesantrennya sudah diberhentikan karena terbengkalai dan dibangun menjadi sekolah formal dibawah Yayasan AlMasruriyah yang namanya dinisbatkan kepada nama beliau. Dan dilanjutkan kepemimpinanya oleh keturunan-keturunan beliau.

2. Keluarga K. H. Ahmad Masruri

Kediaman K. H. Ahmad Masruri dan Keluarga (sekarang ditempati oleh cucu beliau) Sumber : dokumen pribadi
Kediaman K. H. Ahmad Masruri dan Keluarga (sekarang ditempati oleh cucu beliau) Sumber : dokumen pribadi

Makam K. H. Ahmad Masruri dan Keluarga. Sumber : Dokumen pribadi
Makam K. H. Ahmad Masruri dan Keluarga. Sumber : Dokumen pribadi

K. H. Ahmad Masruri memiliki seorang istri yang bernama Ny. Siti Maemunah. Beliau adalah putra dari K. H. Abu Suruj, dan kakeknya yang bernama K. H. Imam Rozi, beliau merupakan salah satu dari panglima perang Diponegoro dan sekaligus putra mantu dari pangeran Diponegoro. K. H. Imam Rozi ini mempunyai 18 anak yang salah satunya yaitu beliau sendiri K. H. Ahmad Masruri dan putra pertamanya yaitu K. H. Asfiya, kemudian putra lain dari K. H. Imam Rozi yaitu K. H. Imam Munhasir dan putra terakhirnya adalah K. H. Ahmad Bunyamin.

K. H. Ahmad Masruri memiliki dua adik yang bersama berdakwah menyebarkan agama Islam di Banyumas, mereka bernama Ahmad Mawarzi dan Bunyamin, kakak beradik ini sangat menghormati satu sama lain, mereka selalu bekerjasama dalam pengembangan ajaran Islam di Kabupaten Banyumas. Dan beliaulah yang menyebarkan agama Islam di wilayah Kabupaten Banyumas, khususnya di Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Mereka sama sekali tidak pernah berlomba-lomba memperebutkan kekuasaan, baik dari segi ilmu, kepemimpinan, agama, dan sebagainya. Karena mereka sangat mencerminkan sifat tawadhu sebagai ulama dan tokoh masyarakat. Salah satu contoh sifat tawadhunya yaitu ketika K. H. Ahmad Masruri diamanahkan oleh K. H. Hasyim Asy'ari untuk menjadi pengurus PBNU, beliau menolak secara halus dengan alasan adiknya lah yang lebih berhak atas jabatan tersebut, karena adiknya lah yang telah menyebarkan ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah di karesidenan Banyumas. Kemudian adiknya pun menolaknya karena kakaknya lah yang lebih berhak, karena lebih luas wawasannya, lebih tua dari adiknya dan lebih alim. Dan akhirnya keduanya tidak tercantum dalam kepengurusan di PBNU. Beliau K. H. Ahmad Masruri ini memiliki 6 anak, diantaranya memiliki 5 orang putra dan 1 putri, yaitu K. H. Ngabdus Salam, K. H. Ngabdul Qadir, K. H. Ahmad Mursalim Ridlo, K. H. Ahmad Maskuri, K. H. Ahmad Muqorib dan Ny. Munifah.

 Dari keenam anak beliau tersebut salah satunya adalah  K. H. Ahmad Musallim Ridlo, beliau adalah satu mubalig alias singa podium dari Kabupaten Banyumas. Almarhum dikenal sosok ulama yang moderat, guru santri, praktisi politik, dan menjabat ketua NU Banyumas selama tiga dekade. Beliau lahir pada tanggal 27 Februari 1932 tumbuh dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Beliau saat kecil mendapat didikan agama langsung dari sang ayah Almaghfurlah K. H. Ahmad Masruri. Ketika para santri lain masih terlelap tidur, beliau mengaji seorang diri di bawah penerangan lampu minyak. Kiprah sebagai wakil rakyat dimulai saat beliau terpilih sebagai anggota DPR-GR Jawa Tengah (1971). Selanjutnya menjadi anggota DPRD Kabupaten Banyumas hingga tahun 1992. Semasa Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dijabat Kisworo, dirinya menjabat Wakil Ketua DPRD bersama Agus Taruno. Pada 1992-1997 K. H. Ahmad Musallim Ridlo duduk sebagai anggota DPR-RI dari PPP. "Dalam dunia politik, beliau dikenal sebagai sosok yang lurus ibarat penggaris, lempeng kaya garisan," ujar Bupati Achmad Husein, seperti ditirukan M Ibnu Ridlo. Dan beliau wafat seratus hari silam, tepatnya tanggal 1 Mei 2014, pada usia 84 tahun. Dikutip dari "www.nu.or.id"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun