Mohon tunggu...
Yuliana Fania Safa
Yuliana Fania Safa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

orang yang suka kulineran dan suka wisata alam

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata Penggunaan Galon Air Mineral dengan Merek Terkenal Selama Ini Mengandung Bahan BPA yang Berbahaya Bagi Kesehatan Tubuh

4 Oktober 2023   07:16 Diperbarui: 4 Oktober 2023   07:23 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

          Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak awam akan benda yang bernama galon. Benda yang berwarna biru dan berbahan plastik ini sudah banyak tersebar di kalangan masyarakat. Aktivitas sehari-hari manusia terutama ketika minum tidak akan terlepas dari penggunaan galon. Galon adalah sebuah wadah dengan volume besar yang biasa digunakan sebagai kemasan air minum.

            Bagi masyarakat awam galon adalah sebuah benda yang hanya terbuat dari plastik biasa. Namun, ternyata galon dapat terbuat dari beberapa macam jenis plastik misalnya adalah BPA (Bisphenol A) dan PET (Polyethylene terephthalate). Kedua bahan ini adalah bahan yang sama-sama digunakan sebagai bahan pengeras dan penguat yang sesuai untuk pembuatan galon. Secara sekilas memang tidak terlalu jauh perbedaan mana galon yang menggunakan bahan BPA dan mana galon yang menggunakan bahan PET.

            Hal yang menjadi konsentrasi saat ini adalah bahan BPA yang terdapat pada sebagian besar merek air mineral di Indonesia. Terutama ada satu merek terkenal yang ternyata dalam kemasan galonnya menggunakan bahan BPA. Menurut penelitian bahan BPA adalah bahan yang berbahaya karena dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Contoh hal-hal yang dapat ditimbulkan dari BPA adalah perilaku hiperaktif, penurunan konsentrasi, autisme, dan gangguan kecemasan. Selain itu, BPA juga dapat memicu terjadinya kanker, mengganggu fungsi hati, dan menurunkan kekebalan tubuh. Gangguan-gangguan tersebut akan lebih mudah berefek pada pasien yang telah tercemari oleh BPA dari sejak kanak-kanak bahkan dari usia dalam kandungan.

            Di Indonesia sendiri bahan BPA tidak dilarang untuk digunakan pada suatu kemasan, tetapi memang memiliki batas minimal untuk penggunaan. Batas minimal kandungan BPA dalam suatu produk di Indonesia adalah 600 mikrogram per kilogram berat badan. Jika dibandingkan dengan luar negeri batas minimal kandungan BPA dalam suatu produk memang cukup jauh, yaitu sebesar 0,002 mikrogram per kilogram berat badan. Sehingga perbandingannya adalah ribuan kali lipat. Bahkan di Eropa kandungan BPA dalam suatu produk itu harus 0%. Di Indonesia pun biasanya dalam kemasan-kemasan botol bayi dan sejenisnya terdapat tulisan "bebas dari BPA" atau "tidak mengandung BPA", yang artinya memang BPA ini memang seharusnya tidak digunakan pada suatu produk.

            Berdasarkan hasil research BPOM terhadap kandungan BPA dalam galon air mineral, ditemukan bahwa terdapat merek galon yang kandungan BPA didalamnya melebihi dari ambang batas minimal. Merek-merek yang ditemukan merupakan merek yang sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini membuat gencar Masyarakat Indonesia, karena mereka merasa bahwa telah mengkonsumsi bahan yang berbahaya. Semua tudingan mengarah kepada perusahaan air mineral untuk segera bertanggungjawab dengan mengganti semua kemasan galonnya menggunakan kemasan berbahan PET yang lebih ramah akan kesehatan.

            Bahan PET adalah bahan yang lebih ramah akan kesehatan dibandingkan dengan bahan BPA. Namun, jika memang harus mengganti seluruh bahan galon dengan PET akan memakan biaya yang sangat besar. Selain itu, bahan PET adalah bahan yang biasa digunakan sebagai kemasan yang digunakan sekali pakai. Hal ini akan memicu permasalahan lain, yaitu permasalahan lingkungan. Seperti keluar lubang singa kemudian masuk ke lubang buaya.

            Permasalahan bahan BAP ini seharusnya dihadapi dengan perlahan-lahan. Tidak semata-mata harus selesai dalam kurun waktu yang singkat. Bahan BPA tidak berbahaya jika ia tidak lepas dari galon ke dalam air. Sehingga harus ada upaya untuk mencegah lepasnya BPA ke dalam air mineral, seperti menghindarkan proses pendistribusian galon dari panas, meminimalisir terjadinya penggoresan galon baik dari dalam ataupun luar, dan penjagaan ketat berapa kadar BPA yang dipakai dalam galon. Untuk mendukung hal-hal tersebut diperlukan upaya seperti pengedukasian terhadap masyarakan mengenai apa itu bahan BEP, bagaimana perilaku yang harus diberikan ketika penggunaan, dan apa yang harus dilakukan setelah penggunaan. Selain itu bisa juga dengan memberikan kejelasan label dalam galon bagaimana treatment yang harus dilakukan. Upaya dari pemerintah juga harus dilakukan seperti regulasi yang harus diperbaiki dan tindakan tegas kepada perusahaan yang melanggar regulasi. Pemilahan sampah galon yang sudah tak layak pakai secara teratur juga dapat membantu menurunkan potensi pelepasan kadar BPA ke dalam air mineral karena galon yang digunakan selalu dalam kondisi baik.

            Upaya-upaya yang telah disebutkan dapat dilakukan sembari perlahan regulasi penggunaan galon yang berbahan BPA dihilangkan. Sehingga tidak secara spontan seluruh galon diganti dengan bahan PET yang dapat merugikan perusahaan. Semua pihak akan saling diuntungkan. Masyarakat yang sudah tidak khawatir akan ancaman kesehatan dari galon yag digunakan, pemerintah dapat memenuhi kewajibannya untuk mengayomi Masyarakat, dan perusahaan yang tidak mengalami kerugian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun