INI adalah sebersit pemikiran yang coba kutuangkan dalam bahasa verbal ketika kusaksikan sebuah fenomena sederhana yang membuatku cukup tergelitik…. Hari itu, siang setengah sore…ketika kejumudan dan kelelahan melanda karena tumpukan persoalan yang berjejal di kepala…aku sandarkan badanku pada kursi yang tak terlalu indah dan telah dengan relanya aku duduki…. Sepasang ayam kate Kanada milikku yang lucu sedang berkejar-kejaran sambil mengepakkan sayapnya……kecil..lucu…lurik-lurik lagi… Ayam jantan berkokok berulang-ulang….menandakan kegirangan ketika dia tengah merayu sang ayam betina yang menjadi kekasih hatinya….. Aku justeru mulai asyik menikmati rayuan ayam jago kecil itu…kutanggalkan sejenak hirup pikuk yang berkecamuk di kepalaku…. Ahai……sekali lagi….sang jago merayu ayam betina yang cuek dengan panggilannya …. banyak sekali usaha yang telah dilakukan. Mulai dari berkokok sambil mengepak-ngepakkan sayap….menampilkan rasa percaya diri, mencari-cari butiran kecil makanan dan memanggil-manggil sang pujaan hati untuk bisa mengambil alih perhatian kekasihnya yang memang cantik dan sangat menawan itu…. Tapi…memang cerdas atau ayam cantik itu punya bargaining position yang cukup kuat….ayam betina itu tetap tak bergeming dari tempatnya…ia tetap saja asyik dengan dunianya mengais-ngais kenikmatan dengan dua cakar kecilnya itu…sambil sesekali menengok kearah ayam jantan itu…. Ach…kupikir…dia sedang berkata…..”wah…tawaran yang engkau berikan belum mampu membuatku beranjak dari dzikirku saat ini…saat ini aku sedang menjalankan aktifitas untuk mengemban sebuah amanah kehidupan yang begitu mulia…yaitu menjaga diriku, melangsungkan kehidupanku hingga aku akan sampai pada sebuah pilihan hidup yang dia adalah merupakan kolaborasi akal dan hati nuraniku….dan dialah power of love in my life ” Uih..pikirku….wah..ayam cantik…kecil..mungil…lurik-lurik…cerdas..dan punya bargaining position yang cukup mantap…..nampaknya aku harus belajar darinya… Aku kembali menoleh pada sang ayam jago yang agak sedikit frustasi karena pujaan hatinya tak juga bergeming untuk memenuhi panggilannya… Kusaksikan bagaimana si ayam jago itu menata sekelumit prosedur sederhana yang amat menarik untuk berusaha kembali mengalihkan perhatian si Cantik itu… Saat ini …kusaksikan betapa hebatnya sang jagoan yang tak kalah menarik perhatianku… Subhanallah…. Bagaimana mungkin begitu arifnya seekor ayam jantan yang pada dekade pertama kegagalannya, dia masih berusaha melakukan prosedur-prosedur lainnya dengan amat sederhana dan cukup tak kalah cerdas dari jiwa yang telah membuatnya terpesona itu…… Saat ini dia tak lagi berkokok dan memanjangkan sayapnya untuk menunjukkan kehebatan dirinya….ia lakukan sebuah prosedur yang amat sederhana…. Mungkin saat ini dia sedang berpikir…”tampaknya aku tak perlu melakukan sebuah aksi kolosal yang memerlukan curahan energy yang cukup besar …..prosedur aksional….karena toh dia tetap tak akan bergeming sedikitpun…..dari power of love yang sangat dia yakini… Hmm….aku akan mulai dari apa yang ada dalam hatinya….dan apa yang ada dalam impiannya” Ayam jago itu tak lagi banyak bersuara dengan kokoknya yang memang sesungguhnya sangat nyaring dan indah….bagi para penggemarnya…tapi ini masalahnya lain…dan sangat lain….”mungkin itu pikirnya Aku jadi teringat sebuah ungkapan seorang pemuka filsafat evolusi Loyd Morgan, yang membuat sebuah pernyataan bahwa aturan-aturan penyusunan dan pemilikan tak kan pernah bisa lepas dari pertolongan Tuhan….” Di lain pihak seorang Alexander berbicara bahwa alam semesta berisi ruang dan waktu. Jadi ruang tidak bisa dikatakan benar-benar kosong, kecuali jika terlepas dari waktu. Sebaliknya waktu bukanlah tidak ada, kecuali kalau ia terlepas dari ruang. Akan tetapi apabila keduanya bergabung, (dan memang keduanya akan selalu bergabung) maka akan timbul sebuah gerakan. Dan gerakan inilah pangkal dari benda dan segala hal yang wujud. Waktu adalah gerakan, dan terjadinya gerakan karena bertemunya gerakan itu dengan ruang,….Apabila gerakan terjadi, itu berarti terjadinya persambungan antara waktu dan ruang. Dan jika terjadi gerakan, maka terdapatlah cahaya. Dan segala sesuatu yang bersifat kebendaan pun timbul berangkai dari pencahayaan ini.” Owh…aku tercenung …benar-benar luar biasa…ayam kate jagoku yang kecil dan lurik-lurik itu tak lagi banyak bersuara…ia kemudian berjalan mantap..dengan kepercayaan diri yang lebih tertata dan sangat tidak emosional…bukan lagi mendekati ayam betina… Tapi aku tahu pasti…masih ada dalam benaknya sebuah rencana hebat yang sebentar lagi akan segera kusaksikan…dan benarlah adanya… Ayam itu tak pergi menjauh yang sesungguhnya….dia sedang mencoba memandang langit….mencari sebuah isyarat seolah melantunkan do’a “Ya …Allah..limpahkanlah rizkiMu yang agung pada hati hamba ini…untuk dapat hamba lantunkan ayat-ayatMu yang akan terejawantahkan dalam rangkaian sujud hamba disepanjang hari di kehidupanku……” Kemudian berhenti sejenak…arah pandangnya tertuju pada daun muda yang terjuntai rapi dari uliran pohon yang merambat di sebelah tempat ia melantunkan munajatnya…ia tarik daun muda itu dengan paruhnya yang melengkung indah…tanpa suara….hening….kemudian kembali melangkah menuju gadis mungilnya yang berdizikir dengan aktifitasnya tuk bertahan hidup di tengah kegersangan dan panas yang melanda pada musim itu…. Tepat berdiri dihadapannya…kemudian dengan keanggunannya ia letakkan daun muda itu didepan kate cantik nan mungil itu….kemudian dengan lantang menyuarakan kesungguhan hatinya dengan kukuruyuknya yang sangat merdu …seolah mengiris pematang waktu yang terhampar di keheningan jiwa yang sunyi…dan menunjukkan bahwa ia membangun seluruh energinya atas dasar “bismillah” …laa haula wala quwwata ila billah..” Si Cantik itu terperanjat oleh kesungguhan jiwa yang berdiri di hadapannya…yang membawa sesuap sumber kekuatan hidup dari sehelai daun muda yang dibawakan untuknya…..dengan tulus…dan terpancar bening indah rona cahaya di wajah yang memancarkan kesederhanaan dan kesungguhan itu… Owh…inikah power of love….menghentak jiwa, menggugah sukma menyeruak ke dalam relung yang paling dalam ..tanpa prosedur..tanpa rayuan..tanpa falsafah apapun……karena semua sudah menyatu dalam integritas jiwa sang penakhluk??? (mungkin itu yang dipikir kate cantik itu) Tanpa selang dan jeda ……kate cantik itu tanpa melakukan prosedur apapun mengambil daun muda yang disuguhkan untuknya sebagai sebuah pemberian yang tulus…. tanpa prasangka….tanpa noda sedikitpun oleh sejuta pemikiran akal yang menyesatkan…… Mungkin memang pikiranku tak setajam dan tak seberani Friedrich Wilhelm Nietzche mengenai pandangannya tentang keberanian dalam hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang yang berhak hidup atau seorang Bergson yang mengatakan bahwa akal manusia mengetahui tentang hakikat ruang, namun ia tidak sanggup menembus sampai ke dalaman gerak waktu. Yang bisa menembusnya hanyalah intuisi yaitu tingkatan tertinggi yang dapat dicapai naluri-naluri vital, Aku bukan juga seorang perenialis seperti Squon yang mencoba mentautkan benang merah dari ideology keberagamaan yang berbeda-beda….atau seorang Ibnu Arabi yang tak mencoba mengambil jarak dengan sang Keindahan….. Demikianpun pemikiranku tak seindah Mulla Sadra ataupun Suhrawardi yang mengatakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki sumber pengetahuan tanpa hijab yang merupakan sebuah keniscayaan dari Allah ketika manusia mampu menghadirkan dirinya secara penuh …. Lamunanku kembali mencoba menterjemahkan realitas itu, mungkin ini yang akan menghadirkan sebuah Creative Evolution bagi manusia sehingga sifat-sifat penciptaan dalam diri manusia akan terejawantahkan atau menurut Bergson bahwa kekuatan mencipta itupun sesungguhnya berada di alam semesta ini….dan manusia pun adalah bagian dari semesta ini…..sebuah fenomena kosmos (ketersusunan menurut kosmologi Einstein) yg indah… Dengan kata lain bahwa pengetahuan intuitif itu sesungguhnya memiliki porsi yang cukup elegan di mata keilmuan……sungguh luar biasa…karena ia telah melampaui metodologi ilmiah yang tersusun secara sistematis….. yang terkadang pada kondisi tertentu membuat batasan dan ketersusunan pola pikir dalam mengelaborasi cakrawala keilmuan……… Lamunanku segera berakhir ketika kusaksikan sepasang ayam kateku terbang ke atas pagar…mencoba menembus keberbatasan diruang lingkup halaman belakang rumahku… Owh..kalian ingin kebebasan agar dapat mengekspresikan jiwa kalian untuk mencinta….. Pergilah…..kataku seolah mencoba keluar dari segala argumentasi untuk menunjukkan bahwa aku hanyalah seorang biasa yang sangat –sangat manusiawi dan akan terus hidup menjadi manusia biasa……yang kadang terpuruk karena begitu sempurnanya aturan-aturan… sementara kudapati diriku begitu banyak kelemahan dalam mengekpresikannya…. Kuhela nafas panjang……kusaksikan langit membiru yang menggelegar….dan kubisikkan rintihan yang selalu menghunjam dalam hatiku….”Ya Allah,…..tak jua kudapati kelebihanku dalam menyebut AsmaMu…....hamba terlalu sederhana dalam mengejawantahkan kesempurnaanMu…..dan terlalu keras memaknai firmanMu seolah hamba mengetahui apa yang Engkau kehendaki….. Lalu aku bangkit tanpa merumuskan apapun dikepalaku……kubiarkan pikiranku melenggang menerawang dan tersenyum atas sekelumit lamunan yang lucu…dan tak berujung pangkal……… Ach… …..sebuah pemikiran…..yang mencoba menterjemahkan fenomena…….dan mungkin lebih jujur lagi…...sebuah pertaubatan atas kesalahan persepsi mengenai apa yang disebut kesetiaan, kejujuran, keberanian dan kesederhanaan dalam menjalani hidup ini..) Tulisan ini saya buat di Jombang Jatim, 8 April 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H