Mohon tunggu...
Lyfe

Sudut Kos-kosan

14 Juni 2017   13:45 Diperbarui: 14 Juni 2017   13:56 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kos-kosan, kata yang satu ini tentu bagi sebagian besar orang tidak asing apalagi di kalangan perantau. Kos-kosan di pilih oleh sebagian besar perantau untuk tinggal sementara waktu selama ia berada di tempat rantauan. Kos-kosan dipilih oleh sebagian besar perantau dengan alasan lebih murah dan terjangkau bagi kalangan perantau, lebih-lebih pelajar. Perantau bukan saja merka yang berkelana mencari nafkah, peljar juga termasuk perantau. Ketika seseorang memutuskan untuk sekolah menuntut ilmu keluar kota atau daerah maka ia harus siap dengan resiko kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupan di rumah. Mau tidak mau memang sudah seharusnya mencari tempat tinggal sementara sampai studinya selesai. 

Hidup di kos-kosan memberikan banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak didapatkan oleh semua orang, apalagi mereka yang selama hidupnya tidak pernah merantau dan ngekos. Kita menjadi terlatih dan terbiasa hidup mandiri dalam mengerjakan segala urusan, mulai dari mencuci, memasak, rapi-rapi tempat tidur, sampai mengatur managemen kehidupan sendiri karena tidak ada orang lain yang bisa diandalkan selain mengandalkan diri sendiri. Anak kos-kosan harus pintar menatur managemennya, dalam melakukan segala kegiatan harus melalui pertimbangan-pertimbangan yang baik. 

Karena ketika tidak mampu mengatur managemennya maka akan merepotkan orang lain dan bahkan membuat studi akan berantakan karena ketidak mampuan untuk menyeimbangkan kegiatannya. Anak yang terbiasa hidup manja di rumah dan membawa kebiasaannya tersebut akan membuat ia kerepotan sendiri. Karena bgaimanapun instannya dan kanyanya seseorang ketika di rumah akan berbeda dengan ketika ngekos, bisa saja kirman uang ataupun bekal dari orang tua telat datang sehingga jika tidak pandai-pandai mengatur managemennya sama saja dengan menyengsarakan hidup sendiri.

Bukan hanya pelajaran hidup yang didapatkan ketika hidup di kos-kosan, kita juga bisa kenal dengan banyak orang dari berbagai daerah dengan segala keunikan dan keberagaman yang mereka bawa dari daerah masing-masing. Kita bisa belajar secara tidak langsung bagaimana pola kebiasaan orang lain dengan berbaur sehari-hari dalam lingkungn kos. 

Contoh kecil, ketika berkumpul masak makanan yang menjadi kesukaan masing-masing akan menjadi sangat menarik manakala melihat cara-cara dan racikan masakan yang di olah. Dari segi jenis, tekstur, dan rasa makanan akan menimbulkan pendapat berbeda-beda dari masing-masing lidah yang berasal dari daerah yang berbeda pula. Ini adalah suatu hal yang sangat menarik dan sangat sayang untuk di lewatkan begitu saja. 

Dari banyaknya pengalaman hidup di kos-kosan menbuat seseorang menjadi lebih mandiri ketika ia pulang ke rumah. Kebiasan yang dulunya serba instan dan pilih-pilih sedikit tidak akan berkurang dan lebih menghargai kerja orang lain karena ia pernah merasakan langsung bagaimana sulitnya melakukan segala seuatu sendiri dan bertahan hidup. 

Pandangan orang tentang kos-kosan cenderung negatif dan di identikkan dengan kebebasan karena jauh dari pengawasan orang tua. Padahal kenyataannya tidak selalu begitu, tergantung dari pribadi orang masing-masing bagaimana ia memaknai kehidupannya, jadi pandangan negatif sudah seharusnya tidak menjadi label anak kos-kosan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun