Hay teman-teman semua, sebut aja inisialku Liana. Kali ini kita ketemu lagi dalam cerita tentang rendahnya kemampuan Numerasi atau menghitung siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Kabupaten Bima yang tinggal di daerah 3T (Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dan Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke masih menyisahkan problem pendidikan yang tidak merata antara di Kota dengan di Desa khususnya daerah 3T.
Siswa-siswa yang sekolah di daerah 3T tidak semudah dengan siswa yang tinggal diperkotaan. Siswa penuh dengan perjuangan yang sangat luar biasa untuk melewati jalan yang rusak dan harus menyeberangi sungai baru sampai di sekolah. Kondisi seperti ini tidak membuat mereka patah semangat tetapi kemauan dan motivasi yang tinggi akan kesadaran pendidikan sehingga mampu mereka lewati segala tantangan dan rintangan tersebut. Namun ada juga sebagian siswa di Kelas IV SD di Kabupaten Bima yang semangat belajarnya masih rendah sehingga guru atau pendidik harus segera mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh siswanya. Salah satu hasil dari diagnosa tersebut adalah sebagian besar siswa Kelas IV SD kemampuan menghitung masih rendah.
Siswa-siswa SD Kelas IV di Kabupaten Bima kemampuan penambahan, pengurangan apalagi perkalian sangat rendah. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, guru memberikan tugas ke siswa untuk menghafal perkalian, walaupunn siswa hanya Sebagian kecil yang mampu menghafal dengan baik perkalian tersebut.
Lebih lanjut pendidik mancari tau, beberapa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menghitung siswa Kelas IV SD di daerah 3T, yaitu faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa ini disebabkan oleh kurangnya minat siswa untuk menghitung karena mereka tidak tertarik belajar Matematika. Pelajaran Matematika bagi mereka sangat membosankan dan kurang menarik sehingga membuat siswa mengantuk dalam kelas karena mata pelajaran Matematika selalu dijadwalkan di jam terakhir. Sedangkan faktor ekternal atau faktor dari luar diri siswa, salah satunya adalah faktor keluarga atau orang tua yang kurang perduli terhadap pendidikan anaknya sehingga anak ini tidak dilatih untuk mengerjakan tugas-tugas Matematika yang diberikan oleh guru. Padahal orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dimana keberhasilan seorang anak salah satunya ditentukan oleh dukungan orang tua. Kerjasama orang tua, anak dengan sekolah sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan belajar menghitung anak.
Berdasarkan permasalahan rendahnya kemampuan  menghitung yang dihadapi oleh siswa, maka guru melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar menghitung tersebut antara lain: 1) guru memberikan tugas hafalan setiap hari ke siswa untuk menghafal perkalian 1 sampai 10, 2) guru selalu melalukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran agar pelajaran dapat menarik siswa khususnya pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode yang inovatif dengan tujuan siswa tertarik dan kembali semangat untuk mempelajari Matematika, sehingga mereka sadar bahwa pelajaran Matematika penting bagi kehidupan sehari-hari. 3) guru yang baik harus mampu membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa agar mereka tertarik belajar Matematika dan kalau ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung, guru akan memberikan remedial. Dari berbagai solusi yang diberikan dan di implementasikan oleh guru Kelas IV di daerah 3T tersebut sudah membuahkan hasil yang luar biasa, sehingga ada peningkatan kemampuan menghitung siswa di kelas IV SD di Kabupaten Bima. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H