Mohon tunggu...
Yuliana Podungge
Yuliana Podungge Mohon Tunggu... Guru - Profesi saya seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah lanjutan di kab Boalemo jabatan sebagai guru madya sebagai wakil kepala sekolah urusan kurikulum

Hobi saya membaca dan menulis saya senang membuat konten- konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepingan Canda masa kecil

27 Januari 2025   17:02 Diperbarui: 27 Januari 2025   17:02 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Setiap orang memiliki masa lalu, walaupun kenangan dari setiap orang itu berbeda-beda, ada yang memiliki masa lalu yang baik, yang menyenangkan, yang menyedihkan dan juga ada masa lalu yang membahagiakan, seorang manusia tidak bisa memilih masa lalunya seperti apa, hanya saja manusia hanya akan menjalani semua masa lalu, meskipun dalam hati kecil tidak menerima akan masa lalu yang menurutnya sangat tidak menyenangkan... Begitu pula dengan saya, dimasa kecil saya memiliki  kenangan yang tentunya akan selalu teringat kenangan yang saya alami disaat kecil merupakan kenangan yang sangat menyenangkan bagi saya sebab masa kecil saya tinggal disuatu Desa yang terkenal dengan desa yang subur, sebagian besar pendudukan di desa tersebut adalam petani, demikian juga dengan orang tua saya sebagai petani, orang tua saya memiliki beberapa lahan pertanian dan juga lahan persawahan, proses bertani yang dilakoni ayah dan ibu saya secara bersamaan, pada waktu itu keadaan di desa masih kental dengan istilah gotong royong dan kerjasama, disaat orang tua saya menaman jagung maupun padi banyak warga di sekitar rumah saya  yang ikut membantu penanaman jagung dan padi, hal ini berlaku juga ketika ada warga disekitar rumah melakukan penanaman maka orang tua saya dan kakak saya ituk membantu juga, tradisi ini berlangsung sampai dilakukan panen, sikap kerjasama dan gotong royong dari warga ini yang mungkin untuk saat sudah sangat sulit untuk ditemui di saat ini, sebagai imbalan bagi warga yang ikut membantu dalam menanam dan memanen, warga hanya disediakan makan ala kadarnya merek sudah dengan senang hati dan tertawa riang sambil diselingi dengan candaan yang membuat pekerjaan yang mereka lakukan tidak terasa sudah selesai, hal ini terjadi secara bergantian untuk semua warga, tidak ada perasaan saling iri dengki, hasut dan saling membenci, yang terasa hanya perasaan saling bersaudara, padahal orang tua saya merupakan pendatang di daerah itu nama  Desanya adalah kerasaan  Jaya  berada jauh di ujung perkampungan, namun orang tua saya tidak merasa seorang diri karena sudah menemukan keluarga baru yang begitu peduli dan sayang terhadap orang tua saya, saya dan kedua orang tua saya serta kaka dan adik saya  betah tinggal di Desa tersebut, kami sudah memiliki tanah dan persawana yang cukup luas, kenangan yang paling menyenangkan bagi  saya adalah, pada saat mau menaman padi disawah saya ikut dengan ayah saya menamam padi meskipun cara saya menamam belum sesuai dengan cara menaman yang baik karena pada saat itu saya masih berusia 6 tahun sehingga belum paham bagaimana cara menamam yang baik dan benar, namun orang tua saya hanya tersenyum melihat hal ini dan kemudian membenarkan kembali tanaman yang sudah saya tanam, walaupun saya masih berusia 6 tahun namun saya sudah duduk di kelas 1 SD pada saat itu anak usia 6 tahun belum bisa diterima di Sekolah  Dasar, namun karena saya tergolong anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang lumayan maka kepala sekolah membeolehkan saya ikut belajar bersama dengan kakak saya, jadi saya melakukan kegiatan menamam jika saya libur sekolah yaitu hari minggu, karena dijaman saya kecil sekolah senin sampai  sabtu, sehingga waktu libur hanya sehari dan itu saya manfaatkan untuk membantu orang tua bekerja di sawah hal yang paling menarik untuk bekerja disawah pada saat mulai dari menanam, membersihkan gulma, memberi pupuk dan menjaga burung yang akan makan padi disaat padi sudah mulai menguning, sepulang sekolah saya tidak tidur siang  layaknya anak-anak kecil lain, saya langsung duduk di tepi sawah di dalam pondok  kecil yang terbuat dari ranting dan beratapkan daun pisang hal itu sangat mengasikkan, karena sambil bekerja saya bermain, menjaga burung sambil main masak-masak yang semua terbuat dari alat-alat mainan masak-masak yang di modifikasi dari apa saja yang bisa dimanfaatkan, jika anak-anak kecil  sekarang bermain masak-masak alat-alatnya sudah sangat bagus, tidak demikian dengan saya tapi saya melalukan itu dengan penuh gembira dan senang, walaupun kadang burung banyak yang bertengger di batang  padi dan memakan padi karena saya keasikan bermain masak-mask. hehehehheeh... kadang ayah saya sempat melihat burung yang makan padi namun saya tidak mengusir, saya mengusir burung dengan menggunnakan tali yang diikat di tiang, dan tali itu diikat secara bersilang dan  di gantung kain bekas atau ranting yang menyerupai tangan manusian seolah-olah  mengusir burung tersebut, jika diingat masa kecil tersebut alangkah indahnya masa lalu itu belum ada tontonan lain seperti anak-anak jaman now, semua yang dilakukan masih alami, sehingga fikiran saya saat itu masih benar-benar murni hanya bermain dan belajar, jika sore hari saya mandi ke sungai dan siap-siap untuk melakukan sholat magrib dan dilanjutkan dengan mengaji di bawah pimpinan ayah saya, berbicara tentang ayah saya, beliau adalah sosok yang jadi panutan saya orangnya disiplin terutama mengajarkan kami pelajaran dan membaca alquran.. beliau sangat disiplin dan beliau membuatkan target untuk anak-anakmya disetiap malam belajar, jika target belum terselesaikan maka belum boleh tidur malam... walaupun kadang ibu saya akan berselisih paham dengan ayah namun ayah saya tetap pada pendirianya, dan itulah yang saya syukuri berkat didikan dari ayah saya yang disiplin sehingga saat ini saya memetik buah kebahagiaan .. terima kasih ayah dan ibu yang sudah membuka jalan saya sehingga saya bisa menerima kebaikan sampaia saat ini. Itulah sedikit cerita tentang masa lalu saya yang menurut saya merupakan masa lalu yang menyenangkan dan bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun