PERJALANAN GADIS KECIL MERAIH SUKSES
Part 2.
Sekali lagi Bibinya memandangi sambil memanggil namanya Rosiana Aprilia..... bagaimana menurut kamu tawaran Bibi dan Paman? Kamu bersedia?... kamu mau kan ikut bibi dan paman?  Hmmmmmmmm... Ros menarik nafas dalam-dalam sesekali memandang orang tuanya, berharap ada satu kalimat yang dikeluarkan oleh mama atau papanya yang memberikan isyarat bahwa mereka mau mengijinkan... suasana malam itu hening.... Tapi itu tidak berlangsung lama sebab  Bibinya langsung memberikan pertanyaan kepada orang tuanya yang masih  tetap diam... bagaimana kak.... Bisakah Ros ikut dengan kami pulang besok? Kakak tidak perlu khawatir kami akan  memperlakukan Ros seperti anak kami sendiri, bibi terus memandangi kakaknya... namun apa yang diharapkan tak satu katapun keluar dari keduanya....Â
Tak terasa Malam semakin larut... yang terdengar hanya bunyi burung --burung kecil yang saling berkomunikasi diantara mereka yang merupakan tanda bahwa sudah larut malam, ayuk  sebaiknya kita istrahat dulu hanya kalimat itu yang diucapkan  oleh Mamanya Ros.... ...Bergegaslah mereka  masuk ke kamar masing-masing karena memang sudah saatnya untuk istrahat, namun tidak demikian dengan Ros... saat masuk kamar dibaringkanlah tubuhnya di ranjang disisi adiknya, Ros berusaha untuk untuk  bisa melupakan apa yang ada dalam benaknya semakin keras ros melakukanya untuk menutup matanya semakin terbuka matanya hanya terasa sakit ika dipaksakan untuk ditutup... Ros bangun,  duduk di tepi ranjang seraya berfikir mengingat kembali ajakan Bibi dan pamanya kemudian teringat kalimat yang disampaikan oleh kedua orang tuanya bahwa mereka belum mengijinkannya untuk ikut dengan banyak alasan.... hmmmmmmm apa yang harus kulakukan???? Fikiranya terus berputar berkecamuk dalam hatinya...kemudian Ros memutuskan untuk melakukan sholat hajat dan shlat istikharah agar apapun yang akan terjadi di esok hari akan bisa diterima dengan penuh keihklasan,... setelah Ros melakukan sholat hatinya sudah mulai tenang dan akhirnya tertidur.
Dalam tidur yang nyeyak Ros  terbangun mendengarkan kumandang Azan Subuh...dari suara Mesjid di sekitarnya... Ros bangun dan  bergegas unutk berwudhu dan melaksanakan sholat subuh... hatinya masih terasa tenang....disujud terakhir Ros memohon kepada sang Halik untuk agar bisa memberikan keputusan yang terbaik untuk semuanya....walaupun sebenarnya ingin sekali Ros agar apa yang menjadi keinginannya bisa terwujud, tapi Ros anak yang baik dan anak yang selalu nurut pada orang tua sehingga Ros tidak mau menyakiti orang tuanya , Ros tidak mau  apa yang dilakukan tidak beroleh  restu dari kedua orang tuaya. Setelah sholat subuh Ros bergegas menuju ke dapur guna mempersiapkan sarapan pagi untuk Bibi dan pamanya sebelum mereka balik,  serta seluruh isi rumah, dengan cekatan Ros melakukanya tidak sedikitpun terlihat kegundahan dalam hatinya... sesekali terlihat senyum yang khas dari bibirnya menambah kecantikan  walaupun Ros masih terbilang muda/ belia  namun tindakan dan pemikiranya sudah seperti seorang remaja, hal ini mungkin disebakan oleh karena Ros merupakan anak tertua yang semua tanggung jawab diberikan kepadanya.
Ibu.... Pak, bibi, paman ayuk kita sarapan bersama masih dengan senyuman Ros mempersilahkan tamunya untuk sarapan.... Semunaya sudah duduk mengililingi menu sarapan namun kali ini tidak terdengar suara , masing-masing sibuk menikmati menu sarapan pagi , hanya pandangan mereka saling beradu , pandang itu memiliki makna tersendiri terutama bagi  Ros, saat menoleh pada kedua orang tuanya ada isyarat bahwa mereka belum bisa mengijinkan jika dialihkan pandangan itu kepada bibi dan pamanya mereka mengharapkan keikutserataanya, makanan dipiringnya masih sebatas diaduk-aduk...dan tidak dimakannya,  dengan harapan  dengan adukan makanan itu akan terlihat sedikit harapan sesuai apa yang diimpikan,  keheningan itu terpecahkan oleh suara  bibinya   Ros?????.... kenapa makannya tidak dimakan nak?... Ros terkejut dari lamunannya dengan gugup dia menjawab i...i...iya bi.. mau dimakan kok.... Dimasukan sesuap nasi kemulutnya, mengunyah dan berusaha untuk menelanya.... Kemudian bibi melanjutkan... ohh iya kak... bagaimana tawaran saya semalam pandanganya dialihkan keorang tua Ros.... Giliran Mama dan Papa Ros  yang terkejut... dan tersedak ehmmmmm....ehm... kemudian bibi melanjutkan kalimatnya.. apa yang kakak takutkan dan khawatirkan? Kami  akan memperlakukan Ros seperti anak kami... kemudian hening lagi....
Begini ya  Ani.... Sam.. (panggilan untuk Bibi dan paman) semalam saya sudah membahas hal ini dengan kakak kamu (papanya Ros), kami sudah mempertimbangkan bahwa.... Seketika Dada Ros Sesak... pandanganya langsung dialihkan pada Mamanya.. dalam hatinya langsung mengucapkan Sholawat Nabi, pernah didengar dari guru agama bahwa jika ingin hajatan kita terkabul maka selalu membaca Sholawat Nabi.... Sambil terus menyimak kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh mamanya.... Jika memang kalian berkeras untuk mau mengajak Ros ikut degan kalian, mau menyekolahkannya, dan sudah berjanji  akan  memperlakukan Ros seperti anak sendiri, yah... kami bisa apa, disisi lain kami belum bisa melepas Ros pergi dari kami karena usianya masih belia, tapi dengan adanya keinginan dan kemauan  Ros ditambah lagi dengan keadaan kami yang kamu tau sendiri keadaan ekonomi kami... hal ini yang jadi pertimbangan kami ... kami ingin mewujudkan mimpi dan harapanya, sebagi orang tua ingin sekali mendukung apa yang menjadi keputusan anak, sekarang keputusan ada di tangan Ros... Ros memandangi kedua orang tuanya... tanpa disadari keluar air bening  mengalir deras dipipinya... suasana dimeja makan pagi itu menjadi haru... Ros berdiri dan langsung memeluk kedua orang tuanya sambil berkata Te..ri..ma.. kasih Ma... Pa..  disela tangisnya yang makin membesar.... Sambil berucap Alhamdulilah... bergantian Ros memeluk Mama dan papanya... tak hentinya dia berucap terima kasih...Suasana Haru seketika berubah menjadi kebahagiaan terlebih bagi Ros sebab harapanya  terwujud... setelah selesai makan Ros membereskan meja makan dan mencuci piring seperti biasa... kemudian Bibinya berkata, maka setelah ini beresin pakainmu secukupnya saja ya nak... karena siang nanti kita akan pulang.
Urusan dapur sudah selesai Ros menuju ke kamar hendak membereskan pakainya untuk dibawa, dengan penuh kegirangan Ros memilih pakaiannya yang masih bagus,  tiba-tiba kedua orang tuanya masuk kamar duduk disampingnya sambil berkata... nak jika keinginanmu sudah bulat untuk ikut maka pesan kami tetaplah jadi anak kami yang kami kenal, yang sopan, santun, hargai dan hormatilah paman dan bibimu layaknya orang tuamu, karena mereka yang akan menjadi pengganti kami .... Jangan pernah tinggalkan sholat dalam keadaan bagaimnapun... sejenak ros berhenti dan memeluk kedua orang tuanya... sambil berkata sekali lagi  terima kasih Mama.. Papa atas kepercayaan Mama dan papa mengijinkan Ros untuk meraih cita-cita dan impian Ros berusaha untuk tegar tidak mau menangis dihadapan mereka... Ros memperlihatkan senyum yang lebar... memberikan isyarat bahwa dia gembira menerima keputusan ini dan memang  hal ini yang diinginkan, tapi tidak bisa dipungkiri juga dalam hatinya berat untuk meninggalkan mereka namun apa yang bisa dilakukan, yang bisa mewujudkan harapan dan impianya adalah Bibi dan pamanya walaupun harus berpisah dengan kedua orang tua.
#To be Continued#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H