Mohon tunggu...
Yuliana Windi Sari
Yuliana Windi Sari Mohon Tunggu... Dosen - Hobby Menulis

IG : @yuliana.windii||Master Degree of social Science||Lecturer||surabaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hubungan Tanpa Status (HTS) Apa Bedanya dengan Pemberi Harapan Palsu (PHP)

28 Maret 2014   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 15156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menjalin hubungan dengan orang kita cintai dan mencintai kita dan terikat dalam suatu komitmen yang dikenal dengan pacaran merupakan suatu fase untuk saling mengenal pasangan untuk mnegetahui dan menjelajahi pribadinya, sifat dan karakternya. Namun apa jadinya jika kedua insan yang saling mencintai tak menetapkan diri dalam suatu komitmen, iya meskipun komitemen tersebut hanya sebatas pacaran dan kedua insan tersebut memilih menjalani sebuah hubungan tanpa status karena yang terpenting adalah saling mencintai dan menjaga, apakah harus percaya dengan sebuah hubungan tanpa status? mau dibawa kemana cinta akan bermuara seolah-lah semuanya suram dan hanya menerka-nerka belaka.

Lalu mengapa harus ada hubungan tanpa status yang merugikan kedua belah pihak? benarkah hubungan tanpa status merupakan suatu ekspresi dari kebebasan suatu hubungan, tapi suatu hal yang aneh jika laki-laki dan perempuan sedang memadu kasih tidak mungkin mereka hanya saling pandang memandang, jika mereka pacaran dan suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan setidaknya komitmen dan tanggung jawab masih bisa melekat namun apa jadinya jika menjadi hubungan tanpa status, kemana-mana sudah berdua tapi pacar bukan, teman juga bukan kadang memang menyedihkan jika melihat pasangan yang demikian.

Saya pernah melihat seorang teman yang memilih menjalani hubungan type ini dengan alasan karena mereka masih belum ingin terikat dan mereka nyaman dengan hubungan tanpa status, ya sudah lahh.. life is choice dan saya hanya sebagai penonton yang pasif dan melihat dari jauh. Tapi secara logika kalau pacaran saja kalau putus kadang bikin sakit hati apa jadinya jika hubungan tanpa status terus dilanggengkan.

Saya  jadi terfikir apakah HTS itutahap progresif dari PHP yahh? kalau PHP kan hanya diberi janji-jani manis kalau HTS sudah saling dekat tapi masih belum ada status. Saya pernah berdebat dengan seorang teman yang mengungkapkan apalah arti sebuah status? saya sebenarnya setuju dengan teman saya tapi kalau HTS nya sudah melakukan "apa-apa" nanti kalau terjadi "apa-apa" siapa yang bertanggung jawab

Hello Ladies, yakin mau menjalani hubungan tanpa status, memang sih HTS itu ada enaknya kita tidak perlu terikat dengan seorang pria namun sampai kapan mau seperti itu, jika kasih saya tanpa komitmen apa lah artinya?

Analisa saya tentang HTS itu terdapat dua kemungkinan. Pertama, karena mereka memang belum mau pacaran dan jalani dulu saja seperti air mengalir tapi kalau seperti itu kapan bermuara, tidak kah kita lelah dengan semuanya. Kedua, baik laki-laki maupun perempuan belum mengungkapkan perasaannya tapi sampai kapan kita berlaku seperti itu ibarat kata "kita hanya mengambar namun tidak pernah mengumpulkan gambar tersebut". kita cuma bisa melihat dan memandang tapi sebenarnya kita tidak tahu bagaimana perasaannya yang sesungguhnya.

mungkin sekarang fasenya PHP dulu, HTS baru Pacaran dan selanjutnya terserah anda. Jika jalan dan alurnya seperti itu why not? yang penting kita tahu kemana semuanya akan bermuara jangan hanya menjalani semua kenyamanan yang tidak pernah berujung.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun