Mohon tunggu...
Yuliana Sri Marti
Yuliana Sri Marti Mohon Tunggu... -

seorang guru konseling di sebuah SMA swasta di Kota Pontianak

Selanjutnya

Tutup

Humor

Opera van Saint Paul, Guru Pun Bisa Melawak

11 September 2011   12:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_129519" align="alignleft" width="300" caption="Pak Suryana saat dirias menjadi yuyu kangkang. Foto: Yuliana Sri Marti"][/caption] Jika tahun lalu, para guru SMA Santo Paulus Pontianak sukses turut memeriahkan acara pekan seni (pensi) dengan penampilan tarian etnik Dayak plus menyanyi dan joget lagu “Cucak Rowo”, kali ini kesuksesan itu ditampilkan dalam wujud lain. Tahun ini, pensi untuk merayakan ulang tahun ke-48 SMA Santo Paulus, atau sebutan kerennya Saint Paul, kembali menyertakan pementasan dari kalangan guru. Bentuknya berupa opera, yang diberi nama “Opera van Saint Paul”. Sebagai guru, kami juga ingin turut bersama-sama para siswa membuat kesan mendalam dalam perayaan Jumat (9/9/11) malam itu. Jika para siswa tampil dengan band-band, fashion show, dan sejumlah agenda lain, kami tampil dengan cerita “Ande-ande Lumut”. Pak Seno, guru pelajaran sejarah, bertindak sebagai dalang. Dia mengemas cerita bernuansa lawak ini dengan cerita dari Jawa, namun dengan pemain yang berasal dari beragam etnis. “Pementasan model ini baru pertama kali. Kalau responnya bagus, bisa saja ke depan opera ini dijadikan kegiatan ekstrakulikuler,” ujar Pak Seno yang malam itu mengenakan surjan putih bermotif sulaman kain emas, lengkap dengan blangkon. Dia menambahkan, meski latar cerita dari Jawa, akan menjadi indah dengan kolaborasi pemain antar etnik. Ada pemeran lakon yang asli Dayak dan Thionghoa, yang didandani bak putri Jawa.“Kami mencoba menampilkan indahnya keberagaman,” ucap Pak Seno. Latihan dilakukan dengan memanfaatkan waktu luang saat class-meeting yang lalu, dan juga sesekali usai kegiatan belajar-mengajar. Melihat penampilan pemain saja, penonton sudah terhibur. Ada Pak Suryana yang memerankan yuyu kangkang lengkap dengan capit kepitingnya. Dia mengenakan surjan, wajahnya dipolesi warna merah, mengenakan wig cokelat, dan tampil kocak sekali. Juga ada Ibu Agustina yang memerankan Klenting Kuning, yang didandani dengan tompel di wajah serta wig yang awut-awutan. [caption id="attachment_129520" align="alignright" width="300" caption="Ibu Agustina berperan sebagai Klenting Kuning. Foto: Yuliana Sri Marti"][/caption] Lause Linda sebagai Klenting Merah, Yulita Neneng sebagai Klenting Biru, dan saya kebagian peran Klenting Hijau. Juga ada Teresia sebagai Si Mbok, Pak Sendrikus sebagai Ande-ande Lumut, Pak Alius Manau dan Pak Dennis sebagai pemusik, Ibu Ayu sebagai sinden. Hasilnya tidak mengecewakan. Malam itu, para guru berhasil mengocok perut penonton dengan lawakan berlatar cerita “Ande-ande Lumut”, yang dipermanis iringan musik serta suara “tak-tak-tak-tak” dari Sang Dalang. Sorak-sorai dan applaus penonton, semakin membuat kami bersemangat memaksimalkan penampilan. Secara singkat, opera ini mengisahkan keinginan Si Mbok memiliki cucu, dan meminta Ande-ande Lumut untuk cepat menikah. Klenting Merah, Hijau, dan Biru, memberanikan diri datang ke rumah Si Mbok untuk melamar Ande-ande Lumut. Wajah cantik, seksi, imut, manis, dan pandai merayu, ternyata tak masuk kriteria. Justru Klenting Kuning yang jelek dan kumal itulah yang diterima cintanya dan dijadikan istri oleh Ande-ande Lumut. Si Mbok marah dan tidak setuju. Saat itu pula Ande-ande Lumut dan Klenting Kuning berubah bagaikan raja dan ratu yang tampan dan cantik, sehingga membuat Si Mbok kaget dan pingsan. Untuk merayakan pernikahan pasangan itu, rakyat berpesta dengan bernyanyi lagu “Kemesraan” dan berjoget “Poco-poco”. Sampai jumpa di kejutan berikutnya tahun depan! (*) YULIANA SRI MARTI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun