Muhammadiyah kini akan merayakan milad ke-109. Untuk memperingati hari milad ini, Muhammadiyah mengangkat tema Optimis Hadapi Pandemi COVID-19 dengan menebar nilai utama. Pengambilan tema ini sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini.Â
Selama kurun waktu kurang lebih satu tahun semenjak kasus covid menyerang Indonesia di Bulan Maret 2020 silam, berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia guna memutus rantai penularan covid-19. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan adalah melaksanakan sistem work from home, social distancing, dan lain sebagainya. Tidak hanya Indonesia, akan tetapi seluruh dunia saat ini sedang melawan pandemi covid-19.Â
Oleh karena itu pada acara ini di bawakan pidato yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir M.Si yang merupakan ketua umum pusat pimpinan Muhammadiyah mengenai pandemi covid-19. Dalam pidatonya, Bapak Haedar menyampaikan sikap optimis dalam menghadapi covid-19.Â
Ia meyakinkan bahwa suatu saat Indonesia dapat bangkit dari kondisi pandemi yang telah melanda Indonesia selama hampir kurang lebih satu tahun belakangan ini. Ia menyatakan bahwa Indonesia harus bangkit dari pandemi dan bersikap sigap dalam menghadapi seluruh permasalahan dalam negeri ini. Ia juga mengungkapkan bahwa jikalau semua orang di negeri ini bersikap ikhtiar, optimis dan bersungguh-sungguh maka akan ada peluang besar Indonesia bisa mengubah keadaan yang buruk ini.
Terdapat empat pesan yang di sampaikan selama jalannya pidato tersebut. Pesan-pesan tersebut adalah yang pertama Bapak Haedar berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga nilai kebersamaan, nilai solidaritas serta mempererat nilai-nilai yang dapat mempersatukan seluruh masyarakat tanpa memecah belahnya dan menimbulkan masalah yang mungkin akan merusak kesolidaritasan ini.Â
Ia juga mengungkapkan bahwa Muhammadiyah dengan konsisten terus menerus berusaha untuk menyalurkan solusi guna mendukung sikap optimisme dalam menghadapi pandemi covid-19 di Indonesia. Masyarakat diminta untuk terus bersatu dalam kebersamaan agar permasalahan pandemi ini cepat usai dn memberikan energi positif untuk Indonesia. Selain ungkapan di atas, Bapak Haedar juga mengungkapkan bahwa untuk menyatukan kebersamaan dan kesatuan bangsa Indonesia maka diperlukan sikap yang toleran dan menerima perbedaan satu sama lain, mengingat Indonesia adalah negara dengan keberagaman.
Kedua, Bapak Haedar turut mengajak ikut serta warga agar mengembangkan sikap semangat dalam tolong menolong sesama tanpa membeda-bedakan latar belakang seseorang.Â
Hal ini didasari oleh semboyan Bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetap satu. Dalam pesannya ini ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia tidak akan maju jika terus berpikir secara individualisme, mengingat beratnya dampak dari pandemi bagi Indonesia dari segala aspek, baik dari aspek kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya.Â
Oleh karena itu, sebuah kerja sama antar warga akan sangat berarti bagi kemakmuran dan kemajuan nilai kesatuan Indonesia. Pesan ketiga yang disampaikan oleh Bapak Haedar adalah bahwa seluruh kelas sosial di Indonesia agar memprioritaskan nilai persatuan selagi menghadapi masalah yang ada.Â
Ia mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia hingga saat ini masih dikaruniai oleh Allah SWT dengan tetap menjadi bangsa yang satu, oleh karena itu penting bagi warga Indonesia untuk turut serta menjaga kesatuan ini. Kemudian adapun pesan terakhir dari Bapak Haedar adalah ia mengajak agar dalam mempertahankan kesatuan Indonesia ini dijadikan komitmen dalam jangka panjang oleh seluruh warga Indonesia. Ia mengatakan bahwa untuk dapat mempertahankan kesatuan Indonesia sebagai komitmen maka diperlukan beberapa nilai utama yang perlu dipenuhi agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Adapun nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
- Nilai tauhid yang diterapkan pada nilai kemanusiaan. Tauhid dianggap tidak hanya berunsur pada Tuhan YME, tetapi juga pada unsur kemanusiaan yang bersifat satu. Bapak Haedar juga mengungkapkan bahwa kerusakan di bumi mungkin akan terjadi apabila tidak ada relasi antara manusia dengan tuhan maupun relasi manusia dengan manusia.
- Nilai menghargai sesama manusia. Nilai ini penting untuk dipenuhi, karena mengingatkan akan pentingnya kesatuan manusia dan tidak menindas satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain tanpa ada unsur membeda-bedakan atau mendiskriminasi manusia satu dengan manusia lainnya.
- Nilai persaudaraan dan persamaan. Bapak Haedar mengungkapkan bahwa permasalahan pandemi ini bukanlah permasalahan individu, melainkan permasalahan bersama yang harus dilawan bersama dan memerlukan nilai kesatuan.
- Nilai kasih sayang. Nilai ini dianggap sebagai nilai kemanusiaan yang berperan untuk menjalin kasih terhadap sesama manusia.
- Nilai tengahan. Pada nilai ini diterapkan nilai yang dimana seseorang harus mengambil tindakan tidak boleh terlalu gegabah dan harus diteliti sebelum bertindak. Dimana seseorang yang terjerat dalam keadaan yang tidak enak harus memikirkan solusinya dengan matang.
- Nilai keseriusan dalam berusaha, nilai ini haruslah diemban bersama dan menjadi tanggung jawab bersama. Dalam menerapkan nilai ini seluruh warga diharuskan untuk bekerjasama.
- Nilai ilmiah, nilai ini berguna untuk menghadapi pandemi. Dimana tidak hanya nilai kebersamaan yang dapat menunjang kebersamaan dan membasmi wabah melainkan ilmu pengetahuan juga berperan penting dalam pengambilan keputusan.
- Nilai kemajuan. Bapak Haedar mengungkapkan bahwa dalam menghadapi pandemi ini, diharapkan Indonesia dapat memahami dan menganalisis dengan baik permasalahan yang tengah dihadapi agar masyarakat lebih maju dalam menghadapi pasca-bencana.
Oleh : Yulia Indah Sugiharti/2019-017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H