Suatu ketika, ibu dan adik bungsu yang kerap saya panggil dengan sebutan "Tante" berbincang seputar masakan.
Olahan yang diperbincangkan tentang proses pengempukan daging. Baik daging sapi, kambing, maupun daging ayam kampung yang direbus menggunakan bahan alami.
Dengan kata lain, dimasak tanpa menggunakan panci presto. Tetapi hasilnya memuaskan. Tekstur dagingnya empuk. Sungguh percakapan yang menarik, hingga membuat saya nimbrung obrolan mereka.
 "Aku masak daging pakai panci preto( panci ber-uap). Cepet empuk Gak Pake Lama (GPL). Pernah sih, masak dengan menambahkan buah nanas. Aduh...hancur mina dagingku."
"Lha masakmu piye, kok sampe hancur, Mbakyu?"
"Aku nek masak daging ora tak presto. Nganggone campuran kates enom, (pepaya muda) daging yo empuk kok, Nduk," Sambung ibu.
"Hok'oh. Pakai bahan pepaya muda atau nanas, bisa empuk. Aku dah praktik," timpal si Bungsu menggunakan bahasa Jawa.
"Halah...gatot, alias gagal total, iyo," sahut saya.
Lantas saya menceritakan pengalaman yang menyedihkan kepada si Bungsu.
***
Ya. Suatu ketika saya mengolah daging dengan menambahkan parutan buah nanas. Resep ini saya dapatkan melalui internet.