Hujan baru saja teduh.
Tetapi langit kembali keruh.
Dan mentari membiarkan kabut menjadi hiasan.
Hingga senja menjelang tiada pantulan.
Hujan baru saja luruh.
Tetapi tanah kembali basah.
Menumbuhkan harapan yang kelindan.
Perihal ranah sawah menelan kegelisahan.
Mentari masih malu menampakan diri.
Hujan kembali, air menggenangi sawah dan kali.
Hati petani riang sekali.
Sawah terairi, tanaman padi hidup kembali.
#PuisiLangitKeruh
#PuisiYuliyanti
#Fiksiana
#Tulisanke-538
#Klaten, 18 Januari2024
#MenulisdiKompasiana