November, kini kau kembali hadir menghiasi
Hadirmu mengingatkan cerita berduri
Kisah yang terpahat merajam kelam
Layaknya kidung duka di penghujung malam.
Hatiku sedikit sangsi
Sebab kilau riang enggan menemani
Tenggelam di bilik mimpi
Dan aku, terhempas bersama butiran sepi.
Lalu, seberkas cahaya menyigi
Menyusup dalam relung hati
hingga pagi menyambut lagi
Dan aku, terlelap dalam lautan doa Berharap duka tergantikan suka cita.
***
Puisi di atas menceritakan kisah ketika ketika saya sakit untuk kesekian kalinya. Dan menurut saya, yang terparah dalam sejarah hidup yaitu di penghujung tahun 2022.
Bagi Pembaca yang baru menemukan akun saya, Anda bisa singgah di sematan artikel di bawah ini. Terima kasih telah singgah.
#November
#PuisiYuliyanti
#Tulisanke-511
#Klaten, 01 November2023
#MenulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H