Beberapa pekan lalu, suami bilang selama saya sakit banyak peminta-minta datang ke toko. Lantas saya bertanya kepada beliau, "dikasih nggak?"
Yo tak wenehi(Â baca ya dikasih) lha tekone dituntun sing kuwoso"(Karena datangnya dituntun yang Maha Kuasa) imbuhnya.
Syukulah, saya merasa senang mendengarnya. Berapapun rupiah yang kita berikan kepada peminta-minta, insyaa Allah bermanfaat untuknya.
Meski terkadang, mereka menggunakan cara yang salah. Beragam alasan dijadikan senjata.
Sebagai contoh "misal anaknya sakit, mau bayar sekolah dan lain sebagainya.
Padahal itu bukan alasan utama, sebab proposal yang dibawa saat saya membaca sudah kadaluwarsa. Apapun alasannya, kami tidak mempersoalkan.
Biarlah itu menjadi urasannya dengan Allah SWT. Tugas kita hanya memberi, hitung-hitung berbagi rezeki. Karena dalam berbagi takkan pernah bertanya kepada siapa akan diberi.
Lantai bagaimana dengan maraknya Pengemis Online?
Bicara soal peminta-minta dan Pengemis online yang marak di media sosial, atau yang lebih populer dengan sebutan Mengemis Online jelas berbeda.
Peminta-minta melakukan aktivitas dengan cara mendatangi dari rumah ke rumah(ofline). Sedangkan online, lewat dunia maya.
Apa Sih, Mengemis Online?