Sabtu (9 Juli 2022 lalu), saya belajar membuat gethuk. Gethuk merupakan jajanan khas Jawa Tengah. Pada umumnya berbahan singkong.
Namun dalam olahan saya menggunakan enthik, bahan tersebut saya dapatkan dari ibu dua hari sebelumnya. Enthik atau talas hasil panen dari ladang cukup banyak, sebagian untuk berbagi dengan tetangga, dijual dan diberikan pada saya.
Di tempat kami, bahan polo pendem tersebut (enthik) pada umumnya direbus atau dikukus. Jarang diolah menjadi cemilan gethuk lantaran proses pembuatannya melalui beberapa tahapan.
Tetapi saya menantang diri untuk membuat gethuk yang legit beraroma pandan yang, yang memikat.
Berbekal panduan dari ibu, saya antusias untuk mengolahnya, kebetulan malam itu jelang Hari Raya Idul Adha.Â
Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga setempat yang hendak berkurban, seluruh hewan dipiara semalam di sekitar area mushola.
Di malam takbiran, suami selaku panitia beserta bapak-bapak lain bertugas menjaga sapi dan kambing yang akan disembelih keesokan harinya.
Jadi pas banget, membuat tambahan menu selain kacang rebus dan kue nagasari. Kedua menu tersebut sudah diolah Mbokde sesuai resep saya.Â
Mbokde juga membantu mengupaskan enthik, selebihnya saya yang mengeksekusi didampingi suami. Beliau penasaran dengan kegiatan saya untuk pertama kalinya.
Saking semangatnya, saya melupakan sakit otot di pangkal lengan kanan. Mungkin karena posisi tidur yang salah menyebabkan nyeri.