Setetes embun tak pernah lupa pada rumput yang bergoyang
Kendati tetesannya telah berkurang
Rebasnya kian menenangkan ilalang
Menjelma isapan di tengah padang
Sekali mengguyur embun tak pernah mengukur
Untuk siapa tetesan terukir
Semata-mata mengikuti arah
Berkelana ke segenap markah
Setitik embun pagi membasahi bumi
Menetes sejuk dalam pori
Semburat datang menghempas
Embun pun jatuh terlepas
Rumput ilalang menunduk lemas
Setitik rona kuning paras berhias
Lama diam bergelimang resah
Jenuh harap hujan membasah
Tetesan embun akar kehidupan
Bagi segenap penghuni daratan
Namun embun tak kuasa memilih
Kepada siapa rebasnya rebah
Baca juga puisi pilihan lainnya:
2."Puisi | Melupakanmu, Bagaimana Aku Bisa?"Â
#Puisiyuliyanti