Terjebak dalam sebuah kisah cinta segitiga? Aduh, membayangkan saja sudah begitu rumit. Apalagi bila mengalaminya, amit-amit jangan sampai.
Begitulah beberapa patah kata yang terucap saat para gadis sedang ngerumpi sambil menyeruput minuman di cafetaria.
Percakapan yang tidak sengaja terdengar itu mengingatkan kisah seorang kawan lama.
Sebut saja bramantio(bukan nama asli) seorang staf di pabrik garment tempat saya bekerja. Bram panggilan akrabnya, lebih memilih memendam rasa pada sang pujaan hati(Dewi nama samaran) lantaran merasa belum cukup mapan untuk membina rumah tangga. Meski ia diam, selalu membersamai dewi cintanya.
Dewi, gadis berparas cantik dan menarik sebagai kepala bagian obras itu memang dekat dengan dua pria, Bram dan Panji.Â
Panji seorang Kepala Bagian (kabag) devisi lain, yang tidak jauh dari bagian kerja kami. Jadi, bisa dibilang hampir sering tatap muka di antara ketiganya.
Pada suatu ketika, Dewi curhat kepada saya. Katanya, dia sedang menyukai dua pria sekaligus. Namun, bingung karena si-A tidak segera menyatakan perasaan lebih lanjut meski saat berduaan.
Sedangkan si-B, tidak hanya menyatakan cinta, ia kerap menemani dalam suka duka untuk bisa tetap membersamainya.Â
Memberikan dukungan, terkadang hadiah takterduga meski tidak begitu berharga. Namun, terkesan perhatian dan penuh kasih sayang. Nah, secara tidak langsung menunjukan sikap sejujurnya.
Sahabat....
Seandainya saja Anda terjebak dalam cinta segitiga, serasa terhenti di persimpangan jalan bukan?
Tanpa tahu apa yang menanti di akhir perjalanan.