Dia menembus kesenyapan dinihari
Sepatunya berat menghujam bumi
Gemeretak  bahana memecah sepi
Tenggelam beradu lelap, purnama sidi
Dia tembus dinginnya pagi menusuk pori
Bersiul nyaring membelah sunyi
Membuyar insan bergulat mimpi
Dalam pertarungan hidup berapi-api
Di sebuah jembatan  berhenti merenung diri
Harus kemana kaki menapaki
Di langit bulan memancar kemilau air kali
Tersirat gambaran hati seorang diri
Dalam keheningan sekadar berangan-angan
Kepada angin berharap pesan tersampaikan
Selembar harapan secuil impian
Jalannya taklagi sepi lara pun meninggalkan
Tulisan 60. Klaten, 22 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H