"Rekam Jejak Penulis Pemula"
Sekilas menggabungkan rintisan kisah awal tahun 2020, era paling unik. Sebuah kenangan indah menjadi penulis pemula. Teruniknya, tahun 2020 merupakan tahun pandemi.Â
Dampak Corona menjadikan; 'Semboyan'di rumah saja, belajar dari rumah, bekerja pun dari rumah, lawan covid, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan jaga kesihatan. Maskermu melindungiku, maskerku melindungimu pun bertaburan di mana-mana. Menjadikan diri bagai terbelenggu karena wabah tersebut.
Kepada Kompasianer,saya ingin berbagi sedikit cerita.
 'Kisah jalanan hidup yang mengantarkan jadi Penulis Pemula.'
'Mengapa harus menulis?'
Karena, selain hobi, dengan menulis akan menciptakan sejarah baru untuk diri sendiri. Apalagi, bila tulisan itu bermanfaat buat orang banyak, pastinya akan membuat tulisan itu tetap hidup.
1. Mengenal 'Komunitas Menulis Online' (KMO)
Lewat seorang teman yang sudah menghasilkan "Buku Antologi" perdananya, saya minta untuk diajari menulis. Gerak cepat (gercep), melalui link grup yang diberikan, saya pun bisa bersilaturahmi dengan seorang admin di komunitas tersebut. Tepatnya, pada bulan februari 2020, satu tahun yang lalu. Setelah berhasil masuk grup, tidak menunggu lama akhirnya bisa berbalas silaturahmi pun bergabung di kelas online. Batch 21, kelompok 09.
Jujur, sebenarnya dalam hal menulis saya awam sekali. Minimnya pengetahuan membuat cara berpikir tak seperti teman lainnya yang berpendidikan lebih tinggi. Apalagi Menulis di komunitas tersebut tidak semudah kita berbalas pesan lewat menu WhatsApp. Ada aturan sesuai kaidah Ejaan Yang Disempurnakan(EYD) pun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).