Tulisan ini sudah kutulis beberapa bulan lalu. Bertepatan dengan Hari Ibu, yang jatuh pada Hari Selasa, 22 Desember 2020
Inginnya hati posting saat itu juga, sebagai ungkapan terkasih, tetapi apa daya, tangan tak sampai. Meskipun begitu,diri ini tak lupa untuk selalu bertemu, dengan atau tanpa buah tangan untuknya.
Â
Teringat beberapa tahun silam, pengorbanan seorang Ibu untuk buah hatinya begitu besar.
Puisi ini untuk Ibuku, dan semua Ibu di mayapada.
Semilir angin menyapu wajah
Mentari pagi bersinar tunjukan diri
Peluk hangatmu penuh kasih bangunkan tubuh ini
Dengan malas mata ini pun enggan terbuka.
Namun, belaian cintamu dengan sabar menunggu
Hingga mata ini berangsur terbuka
Saat kubuka hal pertama yang kulihat
Ibu tersenyum penuh cinta.
Senyuman begitu manis
Senyuman yang membuat hati merasa tenang
Kasihmu sepanjang waktu, sedari kecil hingga aku dewasa
Ibu, engkau kekuatan terbesarku menjalani hidup.
Engkau adalah mata hatiku
Karenamu aku melihat dunia
Engkaulah madrasah pertamaku, Ibu
Karenamu kutahu tentang salah dan benar.
Akupun tahu banyak tentang hidup
Begitu banyak yang engkau berikan
Sebagai sumber segala kisahÂ
Hidup dan kehidupan kelak
Merawatku penuh cinta
Sedari kecil hingga dewasa
Ibu maafkan diriku belum bisa membuatmu bahagia
Apalagi membalas pengorbanamu.
Maafkan jika aku tak seperti inginmu
Maafkan diriku belum bisa berbakti padamu
Andai kuberikan emas permata untukmu
Semua itu belum cukup membalas jasa baikmu