Mohon tunggu...
yulia atmaja
yulia atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UMJ

Mahasiswi aktif Komunikasi dan Penyiaran Islam - Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Infaq dalam Kehidupan Sehari-Hari

1 Desember 2024   08:27 Diperbarui: 1 Desember 2024   08:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, yaitu Infaq. Infaq, yang berarti memberikan sebagian dari harta kita di jalan Allah, memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk umat Islam secara keseluruhan. Infaq tidak hanya terbatas pada pemberian uang, tetapi juga mencakup segala bentuk amal kebaikan yang dikeluarkan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Baqarah: 261). Ayat ini menggambarkan betapa besarnya ganjaran yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka bersedekah atau berinfaq. Setiap amal yang kita lakukan dengan niat yang tulus di jalan-Nya akan dilipatgandakan pahalanya, bahkan hingga mencapai tujuh ratus kali lipat.

Namun, seringkali kita merasa berat untuk memberikan sebagian harta yang kita miliki, apalagi jika kita menghadapi kesulitan atau kebutuhan hidup yang menuntut. Inilah yang membuat infaq menjadi ujian bagi keimanan kita. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Kamu tidak akan memperoleh kebaikan (yang sempurna) sampai kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu cintai." (QS. Al-Imran: 92). Ayat ini mengajarkan kita bahwa infaq yang paling bernilai di sisi Allah adalah yang kita keluarkan dengan penuh keikhlasan, bahkan ketika itu adalah sesuatu yang kita cintai dan kita perlukan.

Infaq bukan hanya soal materi, tetapi juga mencakup berbagai bentuk kebaikan lainnya. Kita bisa berinfaq dengan memberikan waktu dan tenaga untuk membantu sesama, menyumbangkan ilmu yang kita miliki untuk kemaslahatan orang lain, atau bahkan memberikan senyuman dan kata-kata yang baik kepada orang yang kita temui. Allah tidak melihat seberapa besar atau kecilnya apa yang kita berikan, tetapi yang Allah lihat adalah ketulusan hati kita. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu diterima bukan karena banyaknya, tetapi karena keikhlasannya."

Kita sering kali terjebak dalam pemikiran bahwa infaq hanya berarti memberikan sejumlah uang yang besar, padahal yang lebih penting adalah niat dan keikhlasan kita dalam beramal. Ada banyak cara untuk berinfaq, dan tidak ada yang sia-sia di hadapan Allah. Bahkan senyum yang kita berikan kepada sesama dapat menjadi infaq yang bernilai di sisi-Nya. Begitu juga dengan mendengarkan keluhan orang lain, memberikan dukungan moral, atau sekadar membantu meringankan beban orang yang membutuhkan. Semua itu adalah bentuk infaq yang sangat mulia.

Selain itu, infaq juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hidup ini, kita sering kali merasa kekurangan atau takut harta kita akan habis jika terus-menerus memberi. Namun, Allah berjanji dalam firman-Nya, "Jika kamu menafkahkan sebagian harta kamu di jalan Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik." (QS. Saba: 39). Kita harus yakin bahwa segala sesuatu yang kita berikan di jalan-Nya tidak akan sia-sia. Bahkan, Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda, baik dalam bentuk harta, kebahagiaan, atau pahala yang akan kita petik di akhirat kelak.

Infaq juga merupakan cara untuk membersihkan harta kita. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Zakat harta itu membersihkan harta, sedangkan sedekah itu menghilangkan dosa sebagaimana air memadamkan api." Ketika kita menafkahkan sebagian harta kita untuk kepentingan umat, maka kita juga membersihkan harta tersebut dari kemungkinan harta yang tidak halal atau dari sifat kikir dalam diri kita. Infaq membuat hati kita lebih tenang, lebih merasa cukup, dan lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah.

Mari kita mulai untuk memperbanyak infaq dalam kehidupan kita. Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang untuk memulai amalan mulia ini. Mulailah dengan langkah kecil, misalnya menyisihkan sebagian penghasilan untuk membantu mereka yang membutuhkan, atau memberikan dukungan moral kepada orang-orang di sekitar kita yang sedang menghadapi kesulitan. Tidak ada yang sia-sia di sisi Allah, karena setiap amal yang kita lakukan dengan niat tulus akan mendapatkan ganjaran yang tak terhingga.

Mari kita jadikan infaq sebagai bagian dari gaya hidup kita, bukan hanya ketika kita memiliki lebih, tetapi juga saat kita merasa kekurangan. Karena infaq yang tulus adalah bukti dari keimanan kita yang sebenar-benarnya kepada Allah. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk selalu melaksanakan infaq dengan hati yang ikhlas, serta memberikan balasan yang terbaik baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun