Mohon tunggu...
YULIA AMANDA
YULIA AMANDA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/ Universitas Pendidikan Indonesia

Hallo, perkenalkan nama saya Yulia Amanda. Seorang mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia, saya adalah seorang yang suka menulis, menurut saya tulisan dapat melampiaskan berbagai emosi yang saya rasakan, saya juga gemar baca novel, dan naik gunung. Saya suka membahas isu isu sosial tentang hukum dan psikologi atau saya juga suka membahas isu isu yang lagi viral di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kurang Ngobrol Berakibat Gagalnya Rumah Tangga

25 Mei 2024   08:39 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:51 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah memutuskan gugatan cerai Ria Ricis terhadap Teuku Ryan dan telah resmi bercerai pada Jumat (3/5/2024). Keduanya pun tak lagi menjadi sepasang suami istri. Hak asuh anak pun jatuh pada Ria Ricis, sementara Teuku Ryan diwajibkan menafkahi kebutuhan anaknya Rp 10 juta per bulan.  Namun, Hal ini menjadi perbincangan publik hingga viral karena beredarnya surat keputusan cerai mereka.

Kini, nama Teuku Ryan pun menjadi sasaran hujatan netizen imbas terkuaknya tabiat selama menikah dengan Ria Ricis. Dari surat putusan cerai tersebut terdapat beberapa point alasan kenapa Ricis memutuskan untuk bercerai. Salah satunya yaitu kurangnya komunikasi antara Ricis dan Ryan.  Dijelaskan dalam surat putusan tersebut bahwa ketika malam hari penggugat meminta bercerita atau berbincang, namun tergugugat menjawab "mau ngobrol apa? Kan tiap hari sama-sama" sehingga penggugat merasa tidak ada teman bicara dan kesepian dalam pernikahannya.

Menurut Saya komunikasi dalam sebuah hubungan sangatlah penting, mungkin sepele bagi laiki-laki tapi bagi perempuan deeptalk itu sangat berarti. Deeptalk, atau percakapan mendalam dengan pasangan, memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan dan membangun ikatan yang lebih kuat. Melalui deeptalk, pasangan dapat berbagi pemikiran, perasaan, dan harapan yang paling dalam, yang mungkin tidak tersampaikan dalam percakapan sehari-hari. Ini menciptakan kesempatan untuk saling memahami secara lebih baik, mengidentifikasi nilai dan tujuan bersama, serta menyelesaikan potensi konflik dengan cara yang konstruktif. Deeptalk juga membantu membangun kepercayaan dan keterbukaan, karena pasangan merasa didengar dan dihargai. Selain itu, percakapan semacam ini dapat memperkuat koneksi emosional dan spiritual, menjadikan hubungan lebih intim dan autentik. Dengan rutin melakukan deeptalk, pasangan dapat memastikan bahwa mereka selalu berada di halaman yang sama, menjaga hubungan tetap harmonis dan penuh cinta.

Dari mereka kita belajar ternyata ngobrol ga penting bareng pasangan itu sangat penting. Perlunya komunikasi yang baik setiap harinya, karena komunikasi adalah pondasi utama dalam menjalankan hubungan. Dengan komunikasi yang baik, pasangan bisa mengatasi masalah bersama, menemukan solusi yang memuaskan, dan menjaga kepercayaan satu sama lain. Komunikasi yang baik juga memperkuat ikatan emosional, membuat pasangan merasa lebih dekat dan intim. Selain itu, dalam menghadapi tantangan sehari-hari, komunikasi membantu pasangan memberikan dukungan dan motivasi, sehingga mereka dapat mengerti dan saling memahami satu sama lain. Tanpa komunikasi yang sehat, hubungan rumah tangga bisa rentan terhadap ketegangan dan disfungsi, karena perasaan tidak tersampaikan dan masalah tidak terselesaikan. Jika komunikasi tidak baik maka hubungan itu akan sulit untuk bertahan. Komunikasi bissa mendekatkan yang jauh, bisa pula menjauhkan yang dekat apabila komunikasinya tidak baik satu sama lain. Oleh karena itu, membangun komunikasi yang baik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan rumah tangga yang harmonis dan bahagia.

Seumur hidup itu lama, maka dari itu kita butuh pasangan yang bisa jadi teman ngobrol, tukar pikiran, tempat ngeluh, tempat nangis dan bahagia. Menurut saya, salah satu prinsip keluarga adalah selalu memulai komunikasi dalam rumah tangga, karena kalau di rumah tangga udah tidak bisa ngobrol bagaimana kita bisa mendapatkan kebaikan. 

Selain itu netizen di media sosial tiktok juga banyak mengomentari perihal komunikasi di dalam rumah tangga seperti tentang berbincang sebelum tidur atau yang sering kita dengar dengan sebutan pillow talk hal ini sangat penting dihadirkan dalam rumah tangga karena hubungan akan berantakan jika pasangan tersebut sudah tidak punya lagi waktu untuk ngobrol. Menurut saya, pillow talk, atau obrolan ringan yang terjadi di tempat tidur sebelum tidur, memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan dengan pasangan. Momen intim ini memberikan kesempatan bagi pasangan suami istri untuk berbicara secara lebih santai dan mendalam tanpa gangguan dari dunia luar. Pillow talk menciptakan suasana yang nyaman dan aman untuk berbagi pikiran, perasaan, dan harapan, sehingga memperkuat ikatan emosional. Selain itu, melalui pillow talk, pasangan dapat mengatasi masalah kecil sebelum berkembang menjadi konflik besar, karena komunikasi dilakukan dalam suasana yang tenang dan penuh kasih. Keintiman fisik yang menyertai pillow talk juga dapat memperkuat rasa kedekatan dan cinta, membantu membangun kepercayaan dan pengertian yang lebih dalam satu sama lain.Dengan menjadikan pillow talk sebagai kebiasaan, pasangan dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan yang harmonis dan penuh cinta.

Dengan demikian, untuk memperbaiki komunikasi dengan pasangan, langkah pertama yang bisa diambil adalah meningkatkan keterbukaan dan kejujuran dalam berbicara. Ini berarti mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan jujur tanpa takut dihakimi. Selain itu, penting untuk mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian, menunjukkan empati, dan menghindari interupsi saat mereka berbicara. Mengatur waktu khusus untuk berkomunikasi juga dapat membantu, seperti melakukan percakapan mendalam atau deeptalk tanpa gangguan dari perangkat elektronik. Jika terjadi konflik, cobalah untuk tetap tenang dan fokus pada masalah, bukan pada serangan pribadi. Penggunaan "saya" dalam pernyataan juga lebih efektif untuk menghindari menyalahkan pasangan, misalnya, "Saya merasa tidak didengar ketika kamu..." daripada "Kamu selalu mengabaikan saya...". Terakhir, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau terapis, yang dapat membantu memberikan panduan dan teknik komunikasi yang lebih baik. Seumur hidup itu lama maka carilah pasangan yang bisa diajak ngobrol tentang apapun. Ingat itu yaaaa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun