Mohon tunggu...
Yulia Alimudin
Yulia Alimudin Mohon Tunggu... -

ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Menjerumuskan

3 Januari 2012   13:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:23 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_153621" align="alignleft" width="150" caption="Anak Mabok Nih...!"] [/caption] Setiap orang tua menyayangi anaknya melebihi apapun didunia ini. Saking besarnya kasih sayang mereka terhadap anaknya, mereka beranggapan anaknya jangan sampai mengalami kesulitan seperti yang dirasakan orangtuanya dulu, akibatnya mereka memanjakan anaknya. Orang masih beranggapan bahwa anak- anak yang dimanjakan, ialah anak- anak orang kaya atau anak seorang konglemerat saja, anggapan ini tidak benar.

Memanjakan anak tidak bergantung pada kaya atau miskinnya suatu keluarga, tetapi lebih dipengaruhi oleh sedikit banyaknya pengetahuan orang tua akan ilmu mendidik anak. Ketidaktahuan pola mendidik anak membuat mereka salah kaprah. Niat hati sayang pada anaknya, justru membuat anak itu celaka, tidak berdaya dan kehilangan masa depan mereka. Sejak kecil, anak telah dibiasakan dituruti kemauannya, apa yang dikehendaki nya selalu diaada- adakan.

Seorang anak manja seolah- olah raja didalam rumahnya ; orang - orang seisi rumah harus tunduk dan takluk kepadanya. Ia hidup menuruti kemuan sendiri saja, hawa nafsu dan tingkah laku anak itu makin merajalela . Oleh karena itu tidak mengherankan jika sudah besar ia akan bersifat pembantah, keras hati atau keras kepala, tidak inisiatif dan selalu bergantung kepada orang tuanya. Banyak sekali orang tua yang memanjakan anaknya dengan berbagai cara seperti :

Pertama, memproteksi anak  dengan seribu satu macam perlindungan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berusaha menyingkirkan segala kesulitan baginya. Misalnnya memperlakukan anak seperti seorang raja, selalu membela anaknya ketika bertengkar dengan temannya meskipun anaknya yang salah.

Kedua, memenuhi segala keinginan si anak, apa saja yang menjadi kehendak dan keinginan anak, biarpun akan merugi atau menggangu kesehatan dan pertumbuhnnnya dituruti saja. Tidak bisa berkata tidak kepada anak, selalu mengalah pada anak, takut pada anak, sehingga menjadikan kita sebagai orang tua tidak mempunyai wibawa lagi.

Ketiga, Membiarkan dan membolehkan si anak berbuat sekehendak hatinya. Ini menjadikan dia jauh dari ketertiban, kepatuhan, peraturan, dan kebiasaan- kebiasaan baik lainnya. Biasanya orangtua segan untuk mendidik anak agar segara membereskan tempat tidurnya dan merapihkan mainan ketika sudah selesai main.

Karena saking sayangnya, beberapa orangtua mendidik anak dengan cara memanjakannya. Hal tersebut dalam jangka pendek seakan tak ada masalah, namun dalam jangka panjang akan mempunyai dampak yang sangat signifikan.

Biasanya, memanjakan anak secara berlebihan berhubungan dengan situasi-situasi di bawah ini :

1. Anak tunggal, jadi semua kasih sayang dicurahkan kepadanya karena dia merupakan harapan satu- satunya dikeluarga

2. Anak sulung adiknya belum lahir, disebabkan karena dia anak yang pertama lahir, maka orangtuanya sangat memanjakkan anak tersebut

3. Anak bungsu, karena dia merupakan anak yang paling kecil

4. Anak yang termanis atau terpandai diantara saudara- saudaranya

5. Anak yang sering sakit

6. Anak yang cacat

7. Seorang anak laki- laki yang saudarannya perempuan semuanya

8. Seorang anak perempuan yang saudara- saudaranya laki- laki semuanya

9. Anak yang diasuh oleh neneknya, karena nenek biasanya menyayangi melebihi rasa sayang pada anaknya sendiri, sehingga jika cucunya berbuat nakal tidak berani memukul atau menegurnya

10. Anak angkat, karena tidak mempunyai anak, maka menyayangi anak angkat secara berlebihan

Hal-hal yang menyebabkan orang tua atau pengasuh - pengasuh lain memanjakan seorang anak adalah :

1. Karena ketakutan yang berlebih - lebihan akan bahaya yang mungkin akan mengancam si anak . Dalam hal ini orang tua akan selalu berusaha melindungi anaknya dari segala sesuatu yang mengandung bahaya, seperti melarang anaknya berlari- larian, bermain dipanas matahari, dibelanya jika ia berkelahi atau bertengkar dengan temannya.

2. Keinginan yang tidak disadari untuk selalu menolong dan memudahkan kehidupan si anak karena mereka berfikir semua pekerjaan yang dilakukannya semata - mata untuk kepentingan si anak akibatnya orang tua memberi pertolongan yang berlebih- lebihanpada anak dan memanjakannya.

3. Karena orang tua sendiri takut akan kesukaran, segan bersusah- susah , ingin mudah dan enaknya saja. Orang tua takut kalau si anak bertindak membandel dan terus merengek-rengek jika keinginannnya tidak terpenuhi, mereka merasa lebih mudah berbuat untuk menuruti kehendak anaknya dari pada berlaku sabar dan menahan nafsu amarahnya. Tapi mereka lupa bahwa dengan perbuatan itu anak akan lebih menyukarkan dan menuntut lebih banyak lagi . Itulah sebabnya seorang pengasuh sering memanjakan anak majikannya, ia takut akan kesukaran ; kesukaran yang timbul dari si anak dan kemarahan majikannya

4. Karena ketdaktahuan orang tua, kebanyakan orang tua, baik yang tidak terpelajar sekalipun, mengetahui apa yag dapat diperbolehkan dan apa yang harus dilarang bagi anak- anaknya , tetapi ada pula orang tua yang memang sama sekali tidak tahu cara mengasuh anaknya , mereka tidak tahu bahwa anak harus dibiasakan akan ketertiban, berlaku menurut peraturan - peraturan yang baik untuk bekal hidupnya nanti dalam masyarakat. Ketidaktahuan ini juga sering terdapat pada pengasuh - pengasuh anak kita, maka hati- hatilah memilih seorang pembantu sebagai pengasuh anak- anak.

Anak yang dimanjakan akan menderita akibat- akibat buruk seperti :

1. Anak akan mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri , anak yang dimanja merasa dari kecilnya bahwa orang lain selalu menolongnya, selalu memandang dirinya lebih penting dari pada yang lain. Akibatnya , setelah anak menjadi besar, akan menjadi orang yang selalu ingin di pandang, ingin ditolong, merasa kepentingannya sendiri lebih penting dari pada kepentingan orang lain, ia selalu ingin dipuji, ingin menang sendiri, sehingga akhirnya dapat menjadi orang yang congkak dan tamak; perasaan sosialnya kurang.

2. Kurang mempunyai rasa tanggung jawab. Anak yang dimanjakan selalu mendapat pertolongan, segala kehendaknya diturut, tidak boleh dan tidak pernah menderita susah dan kesukaran. Hal ini akan menjadikan anak itu orang yang selalu minta pertolongan dan mengharapkan belas kasihan orang lain, ia tidak sanggup berikhtiar dan inisiatif sendiri. Meskipun ia telah berkeluarga masih selalu mengharapkan bantuan orang tuanya baik secara moril maupun materil . Sehingga orang tuanya telah tiada ia tidak bisa bekerja keras sehingga banyak kejadian anak yang dimanja sering mengalami penceraian.

3. Memanjakan dapat mengakibatkan anak menjadi tidak percaya diri. Kebiasaan menerima pertolongan dan selalu mendapat bantuan akibatnya anak itu menjafi orang yang selalu tidak dapat mengerjakan atau memecahkan suatu masalah dalam kehidupannya ia merasa bodoh, tidak sanggup , merasa harga diri kurang dan meyebabkan anak itu lekas putus asa dan keras kepala.

4. Di sekolah anak yang manja selalu berusaha menarik perhatian guru atau teman- temannya, perhatian teman - temannya dipikatnya dengan pakaian indah, dengan alat- alat permainan, dengan membagi- bagikan makanan, dengan bercerita yang bukan- bukan atau dengan pura- pura sakit.

5. Karena tidak ada kemauan dan inisiatif ; di sekolah anak yang manja itu bersifat pemalas. Ia enggan bersusah- susah mengerjakan soal pelajarannya ia suka mencontoh pekerjaan temannya, suka mencontek , ia sering tidak disenangi dan dijauhi sehingga anak yang manja itu terasing dari teman- temannya.

Sebenarnya kesalahan bukan mutlak terletak pada anaknya. Akan tetapi karena perlakuan orang tua sendiri, yang tidak tahu akibat memanjakan anak. Orang tua tidak menyadari bahwa anaknya nanti akan tumbuh besar dan tidak akan hidup selamanya dengan orang tua, mereka harus sekolah (kost) jauh dari rumah, akan tinggal dengan orang lain, akan memasuki dunia luar yang keras, dimana orang yang bekerja keras akan berani menghadapi hidup yang penuh tantangan, akan menikah dan membangun rumah tangganya sendiri. Oleh karena itu untuk menolong anak itu agar tidak terjerumus dan membahayakan masa depannya kita sebagai pendidik (orang tua) adalah :

1. Jangan mengindahkan anak yang manja itu lebih dari pada anak - anak lain. Pendidik ( orang tua ) harus berusaha agar anak yang manja menginsafi bahwa ia tidak berbeda dengan anak- anak yang lain.

2. Didiklah mereka itu ke arah percaya kepada kemampuan dirinya sendiri , dalam hal ini kita jangan memberi pertolongan kepadanya, jika ia tidak perlu benar

3. Besarkan hatinya terhadap hasil- hasil usahanya yang telah dikerjakannya sendiri, kalau perlu pujilah mereka, jagalah agar mereka jangan bertambah kecil hati.

4. Kembangkan perasaan sosial anak itu, biasakan ia bekerja sama, bantu membantu dengan temannya

5. Yang paling penting adalah menyadarkan orang tua bahwa perbuatan mereka memanjakan anak itu keliru dan harus di ubah.

Mudah-mudahan, kita sebagai orang tua bisa mendidik anak-anak kita dengan pendidikan yang tepat dan memandu mereka menjadi generasi-generasi yang hebat di masa yang akan datang.

Sumber diadaftasi dari Buku ilmu pendidikan teoritis dan praktis Drs Ngalim Purwanto MP dan pengalaman sehari-hari penulis sebagai guru dan Ibu Rumah Tangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun