Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Car Free Day di Pasuruan, Mimpi?

18 Februari 2016   14:19 Diperbarui: 18 Februari 2016   22:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pelaksanaan CFD di Surabaya. (jawapos.com)"][/caption]Sejarah Car Free Day  (CFD) berawal dari Belanda yang melaksanakan CFD setiap Hari Minggu pada tahun 1956 sebagai bentuk kampanye untuk mengurangi tingkat pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Namun pada saat itu kegiatan CFD tidak seberapa populer dan belum menyebar ke negara-negara sekitar Eropa karena beberapa negara masih banyak mengalami gejolak ekonomi dan politik.

Hampir 40 tahun setelah itu, tepatnya pada 22 September 1995 di Kota Bath, Perancis diadakan pesta memperingati Green Transport Week di mana semua masyarakat turun ke jalan untuk merayakan acara tersebut. Inilah sedikit sejarah kegiatan Car Free Day, yang saat ini terus berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia hari bebas kendaraan bermotor pertama kali diselenggarakan tahun 2000 di Kota Surabaya. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bernama "Segar Suroboyoku Rek". Beberapa sumber mengatakan bahwa CFD pertama kali diadakan di Sudirman-Thamrin, Jakarta pada tahun 2001.

Sejak diadakan pertama kali di Indonesia, CFD semakin tahun semakin berkembang. Hampir seluruh ibukota Provinsi maupun kota-kota kecil sekarang mengadakan CFD. Minat masyarakat sangat besar dalam kegiatan CFD ini. Mereka setiap hari minggu meluangkan sedikit waktunya untuk sekedar jalan-jalan, olahraga, atau berkumpul dengan komunitas di CFD.

Yang akan menjadi fokus pada tulisan saya kali ini adalah pelaksanaan CFD di Jawa Timur, khususnya di Kota Pasuruan. Menurut saya CFD mempunyai kebanggaan tersendiri bagi sebuah kota yang melaksanakan. Dengan diadakannya CFD, menandakan bahwa kota tersebut sudah modern, mengikuti perkembangan zaman yang positif, dan ikut dalam usaha pelestarian lingkungan.

CFD di Jawa Timur sudah ada di beberapa kota seperti Surabaya, Malang, Sidoarjo, Jombang, Kediri, Blitar, Lamongan, Kediri, dan Tuban. Namun tidak dengan Pasuruan dan saya heran dengan Pasuruan, kota yang saya cintai. Padahal Pasuruan dekat dengan Surabaya, tempat CFD pertama di Indonesia.

CFD di Indonesia sudah terselenggara lebih dari 15 tahun lalu, namun sampai saat ini di Kota Pasuruan belum ada pelaksanaan CFD. Sebenarnya baik pemerintah, kepolisian, maupun masyarakat tidak ada yang dirugikan dengan adanya kegiatan ini. Sebaliknya, pemerintah bisa lebih dekat dengan masyarakatnya, misal wali kota atau pejabat tingkat kota hadir dalam CFD dan melakukan olahraga bersama.

CFD juga bisa membangun budaya baik di masyarakat, di mana biasanya setiap minggu pagi masih tidur dan bermalas-malasan, menjadi rajin bangun pagi dan berolahraga di CFD atau bahkan mencari kenalan baru bagi anak-anak muda. Masyarakat jadi lebih sehat, tertib, dan lebih mencintai kotanya.

Kenapa sampai saat ini CFD di Pasuruan belum terselenggara? Apakah karena pihak pemerintah daerah tidak ingin ada CFD, atau kepolisian yang tidak ingin lalu lintas kota terganggu, atau ada masyarakat yang tidak setuju?

Ada dua tempat di Kota Pasuruan yang efektif untuk CFD, yaitu Jalan Pahlawan dan Jalan Sultan Agung. Jalan Pahlawan strategis karena dekat dengan kantor pemerintah daerah dan polisi lalu lintas. Jalan Sultan Agung recomended karena terdapat GOR yang nantinya bisa dipakai sebagai tempat berolahraga. Kedua jalan ini adalah jalan besar namun lalu lintasnya juga dialihkan.

Tahun lalu, saya pernah memberi saran melalui website resmi Pemerintah Kota Pasuruan yang intinya perlu diadakannya CFD dengan alasan-alasan yang sudah saya jelaskan beserta saran tempat pelaksanaannya. Beberapa hari kemudian saya mendapat balasan e-mail yang cukup singkat. Berikut adalah cuplikannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun