Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Dibalik Bebasnya Filep Karma

19 November 2015   17:08 Diperbarui: 19 November 2015   20:40 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filep Jacob Samuel Karma adalah orang asli Papua yang lahir di Pulau Biak. Meskipun seorang PNS, dia termasuk aktivis kemerdekaan Papua Barat. Dia telah dua kali masuk Lembaga Pemasyarakatan. Pada tahun 1998 Karma memimpin upacara pengibaran bendera bintang kejora di Pulau Biak yang memaksa dirinya harus masuk penjara  dengan tuduhan penghianatan. Awalnya dia dijatuhi hukuman 6 tahun, namun setelah menjalani banding, hukuman diperingan menjadi 10 bulan.

Pada tahun 2004, Filep Karma berpartisipasi dalam upacara peringatan hari kemerdekaan Papua atas Belanda. Dalam upacara tersebut dikibarkan bendera bintang kejora sebagai bendera kebangsaan Papua Barat. Akhirnya Filep Karma ditangkap bersama Yusak Pakage atas penghianatan terhadap negara. Yusak Pakage dihukum 10 tahun penjara dan Filep Karma 15 tahun penjara. Dalam masa tahanan, Karma dan Pakage sempat mendapat dukungan dari kongres Amerika Serikat yaitu pada tahun 2008, yang meminta keduanya dibebaskan.

Pakage sudah bebas lima tahun yang lalu. Hari ini, 19 November 2015 Filep Karma dibebaskan dari Lapas Abepura, Jayapura. Tentu berakhirnya masa tahanan Karma ini menjadi ancaman bagi kedaulatan NKRI. Filep Karma selalu bersuara dalam kemerdekaan Papua Barat. Dia adalah salah satu tokoh yang ditakuti oleh pihak Indonesia karena memiliki pengaruh dan kemampuan sebagai provokator massa pro-kemerdekaan Papua Barat.

Potensi Ancaman

Warga Papua pro-kemerdekaan yang selama ini dipimpin dari luar negeri oleh Benny Wenda, seakan mendapatsemangatnya kembali untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat ketika Filep Karma dapat memimpin dan bergabung dengan mereka di Papua.

Pihak Lapas Abepura sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan Dir Intel Polda Papua agar suasana setelah pembebasan Filep Karma tetap kondusif.  Namun tetap saja hal ini tidak dapat menjamin Karma dan warga lain yang pro-kemerdekaan akan memberontak kepada pemerintah Indonesia. Karena dia telah bertekad akan terus memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Terlebih lagi jika pemberontakan yang dilakukan adalah pemberontakan bersenjata yang akan banyak menimbulkan korban jiwa baik warga sipil maupun pihak aparat keamanan.

Untuk itu pengawasan terhadap pergerakan dan aktivitas Filep Karma perlu dilakukan secara intensif. Jika ada potensi ancaman yang timbul, harus dilakukan tindakan dengan segera. Aparat keamanan diharapkan memiliki ketegasan dalam menangani Filep Karma, jangan ada toleransi sedikit pun.

Papua adalah NKRI

Papua sendiri sebetulnya adalah daerah terakhir yang dibebaskan oleh Indonesia dari Belanda pada operasi Trikora dan masuk pada pangkuan NKRI pada tahun 1962. Kala itu diadakan Pepera dan masyarakat Papua banyak yang ingin bergabung dengan Indonesia.

Pembangunan di Papua memang lambat karena baru bergabung pada tahun 1962. Selain itu, kondisi alam yang masih alami dan didominasi oleh pegunungan membuat akses transportasi sulit sehingga menghambat pembangunan.

Masyarakat Indonesia sangat berharap Papua tetap menjadi bagian dari NKRI. Jangan sampai ada lagi wilayah yang memiliki niat apalagi memisahkan diri dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun