-N-
Nekat! Meskipun bahaya karena resiko kecelakaan yang cukup tinggi, namun masih banyak Bonek yang tetap melakukan estafet. Alasannya pertama, Bonek menganggap estafet adalah tradisi yang harus dijaga. Iya memang estafet adalah identitas yang sudah melekat dengan Bonek. Di kota mana pun Persebaya bertanding, di sepanjang jalur Surabaya menuju kota tersebut pasti dipenuhi warna hijau dari kaos yang dikenakan Bonek maupun spanduk dan bendera.
Alasan kedua yang cukup masuk akal adalah keterbatasan biaya. Ya, sebagian besar Bonek adalah para buruh dan pekerja yang berpenghasilan di bawah rata-rata sehingga untuk bisa menonton Persebaya di kota lain, uang mereka tidak cukup untuk biaya transportasi. Karena itulah Bonek melakukan estafet.
Alasan selanjutnya yang tidak bisa dibantahkan adalah Bonek melakukan estafet karena senang.
Sudahlah, kalau sudah senang mau diapakan lagi. Disuruh naik bis meskipun gratis mungkin mereka akan sedih. Antusiasme dan kekompakan Bonek begitu terasa saat mereka bersama-sama di atas truk. Salut!
-E-
Estafet memang sebuah tradisi yang masih pro kontra. Sebagian pihak menyarankan untuk menghentikan tradisi itu, namun pihak lain tetap berpegang pada pendirian.
Tak bisa dipungkiri memang, estafet sering diikuti dengan aksi anarkis yang dilakukan Bonek di kota lain. Hal tersebutlah yang menyebabkan Bonek dimusuhi oleh masyarakat kota lain, meskipun akhir-akhir ini Bonek telah menunjukkan perubahan drastis menjadi suporter yang ramah dan kreatif.
Sebuah pemikiran akhirnya lahir dari kesadaran terhadap beberapa kasus yang menimpa Bonek dalam beberapa kali estafet, yaitu adanya oknum Bonek atau pihak lain yang berusaha memanfaatkan situasi mencari keuntungan pribadi. Misal, saat estafet ada orang yang memakai kaos Bonek lalu melakukan pencurian, pemalakan, dan perusakan sehingga yang mendapat citra negatif adalah Bonek. Padahal kejadian tersebut hanya dilakukan oleh satu dua orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Ya, estafet telah disusupi maling. Bahkan ada beberapa postingan di media sosial yang dengan sengaja menciptakan chaos. Melakukan penyerangan kepada masyarakat dengan memakai identitas Bonek, dengan harapan masyarakat balik menyerang Bonek dan akhirnya jatuh korban. Strategi licik devide et impera, membenturkan kelompok dengan kelompok.
-K