Mengingat Makam Dalem Santri merupakan tempat yang suci, ketika akan menilik sejarah makam tersebut hendaknya meminta izin terlebih dahulu dengan melakukan ziarah, sebagaimana para peneliti dalam hal ini sebelumnya sudah melakukan ziarah terlebih dahulu.Â
Kemudian, dalam rangka menghormati kebiasaan yang sudah ada, Ki Sarno selaku sesepuh di Desa Kutaliman memaparkan aturan-aturan yang harus dilakukan ketika berziarah di Makam Dalem Santri, di antaranya :
Harus dalam keadaan suci dalam wudhu
Di dalam terdapat 2 pintu masuk, yang memiliki aturan masing-masing :
Pada pintu pertama mengucapkan salam secara lengkap.Â
Pada pintu kedua mengucapkan salam secara lengkap sebanyak 3 kali dalam keadaan duduk bersimpuh. Hal tersebut didasari alasan dalam rangka menghormati Raden Parto Kusumo atau Syekh Ahmad Al Muhammad yang masih keturunan dari kerajaan.
Ketika selesai berdo'a, arah jalan keluar harus memutari area pemakaman sebanyak 3 kali disertai shalawat.
Aturan keluar dari area pemakaman dilakukan sebagaimana aturan ketika masuk pada pintu pertama maupun pintu kedua.Â
Demikian aturan-aturan yang harus dihormati ketika akan melaksanakan ziarah di Makam Dalem Santri, hendaknya sebagai peziarah kita mengikuti aturan tersebut mengingat tempatnya yang diyakini sangat suci sehingga tidak dapat semena-mena ketika akan berbuat sesuatu.Â
Selanjutnya peneliti melakukan penelusuran pada situs penyebar islam yang juga ada di Desa Kutaliman yaitu Makam Ibu Siti Saniyah. Makam ini terletak sekitar 200 meter dari Makam Dalem Santri, tepatnya di belakang pabrik cengkeh daerah Kutaliman dengan menelusuri jalan kecil. Jarak antara jalan raya dengan makam tersebut sekitar 100 meter dengan ditempuh menggunakan jalan kaki. Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan makam ini karena lokasinya yang memang terletak di medan hutan. Tetapi dengan medan tersebut, tidak menggoyahkan tekad peneliti untuk menelisik lebih jauh tentang Makam Ibu Siti Saniyah.
Sebelum menelisik sejarah tersebut, para peneliti juga melakukan ziarah terlebih dahulu dalam rangka meminta izin untuk mengangkat cerita ini. Ziarah ini dilakukan pada malam hari bersama warga setempat yang sudah rutin melakukan ziarah di makam tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti semakin tertarik untuk mengikuti alur dari penelusuran sejarah dari Ibu Siti Saniyah. Dalam ziarah ini, ada beberapa hal yang dapat peneliti sampaikan ketika mengikuti ziarah terkait aturan, apa saja yang dilakukan sebelum ziarah, ketika ziarah, maupun sesudah ziarah :