Mohon tunggu...
yulia
yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berkuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mereka yang Tak Terlihat dalam Huru-Hara Semenanjung Korea

15 September 2024   23:36 Diperbarui: 16 September 2024   01:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi politik di kawasan Semenanjung Korea kembali menegang. Hal itu ditandai dengan peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara ke Korea Selatan baru-baru ini. Melansir dari laman CNBC Indonesia, pada Kamis (12/9/2024) lalu, Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik berjarak pendek ke kawasan perairan timur Semenanjungt Korea dan diketahui oleh Militer Korea Selatan.

Peluncuran rudal balistik tersebut menjadi uji coba senjata pertama Pyongyang sejak 1 Juli lalu. Peluncuran tersebut juga terjadi selang beberapa waktu saat Korea Utara memperingati hari ulang tahunnya yang ke-76. Dalam peringatan Hari Jadi Korea Utara, sang pemimpin, Kim Jong Un mengutarakan pidato kontroversial. Dilansir dari ANTARA, Kim Jong Un mengatakan bahwa Korea Utara akan terus memperkuat kekuatan nuklirnya yang mampu sepenuhnya mengatasi tindakan mengancam yang diberlakukan oleh negara-negara pesaingnya yang bersenjata nuklir.

Isi pidato Kim Jong Un itu sontak semakin menyulut api ketegangan di negara terdekatnya, khususnya Korea Selatan. Apalagi, diketahui bahwa belum lama ini Korea Utara juga mengirim ribuan balon berisi sampah ke Kora Selatan. Situasi ini menandakan bahwa hubungan kedua negara tersebut sedang berada pada salah satu titik terendahnya.

Korea Utara juga dikabarkan tengah membangun hubungan mesra dengan Rusia setelah kedua pemimpin negara tersebut kerap mengadakan pertemuan. Putin bahkan mengatakan hubungan bilateral Rusia-Korea Utara terus menguat berdasarkan tradisi persahabatan yang baik dan hubungan bertetangga yang baik hingga bisa berada pada tingkat yang tinggi.

Di sisi lain, Korea Selatan juga tak tinggal diam. Baru-baru ini, Korea Selatan bersama Jepang tengah melakukan kerja sama militer dengan Amerika Serikat (AS). Ketiganya sama-sama mengutuk peningkatan kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia. Ketiga sekutu tersebut mengatakan bahwa mereka akan lebih memperkuat kerja sama diplomatik dan keamanan untuk melawan ancaman yang diduga ditimbulkan oleh Pyongyang terhadap keamanan regional dan global dan untuk mencegah eskalasi situasi.

Bagaimana Wacana Nuklir Korea Utara Mencuat?

Sebenarnya, ketegangan di Semenanjung Korea, khususnya akibat wacana peluncuran nuklir, sudah lama terjadi. Korea Utara telah secara aktif terlibat dalam program penelitian nuklir pada 1950-an, ketika mereka mulai khawatir akan tertinggal dari Korea Selatan. Namun, Korea Utara baru memulai program senjata nuklirnya secara sungguh-sungguh pada tahun 1970-an, ketika Kim Il-Sung merasa tersaingi dengan kemajuan Korea Selatan (Panda, 2020).

Pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, isu nuklir di Korea Utara semakin santer terdengar, setelah berakhirnya hubungan aliansi Perang Dingin Mereka. Korea Utara kemudian menyetujui program perdamaian dengan Uni Soviet untuk membangun infrastruktur nuklir. Uni Soviet memberikan bantuan untuk membangun dan mendirikan reaktor nuklir di Yongbyong, yang digadang-gadang akan nmenjadi ancaman bagi Amerika Serikat terkait perkembangan nuklir di Semenanjung Korea. Namun, penarikan rudal Uni Soviet dari Kuba pada akhir Cuban Missile Crisis 1962 membuat rezim Korea Utara khawatir akan kemungkinan ditinggalkan oleh pelindung negara adidayanya (Uni Soviet). Oleh karena itu persenjataan nuklir semakin dilihat sebagai cara untuk menjamin keamanan dari Korea Utara (Fouse, 2004).

Sejak awal tahun 2000-an, Korea Utara mendeklarasi telah melakukan enam uji coba ledakan nuklir bawah tanah. Terrhitung dari tahun 2006 hingga 2017 yang dilakukan di lokasi uji coba Punggye-ri (Adam, 2023). Dan baru-baru ini, Korea Utara kembali menggegerkan kawasan sekitarnya dengan peluncuran rudal balistik yang tentu saja juga sama berpengaruhnya pada geopolitik kawasan sekitar.

Mereka yang Tak Terlihat di Tengah Ketegangan

Ketegangan politik yang terjadi di Semenanjung Korea, atau Asia Timur pada umumnya, tak dinyana akan berdampak pada kondisi perekonomian global. Barangkali, Indonesia juga akan menjadi salah satu negara yang terdampak perekonomiannya akibat ketegangan yang tak kunjung mereda itu. Betapa tidak? Sebagai negara berkembang, perekonomian Indonesia terbilang masih sangat bergantung pada negara-negara maju di kawasan Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Cina.

Salah satu ketergantungan itu terlihat dari banyaknya pekerja Indonesia yang mencari nafkah di negara-negara tersebut. Tercatat pada tahun 2016, para pekerja migran Indonesia telah memberikan lebih dari Rp 118 triliun (sekitar USD $9 miliar) kepada Indonesia dalam bentuk remitansi selama setahun penuh. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya apabila kita menyebut bahwa kontribusi pekerja migran terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memperkirakan tahun 2011 sekitar 700.000 pekerja migran berdokumen meninggalkan Indonesia setiap tahun untuk bekerja di luar negeri, utamanya di Asia Timur dan Asia Tenggara, serta Timur Tengah (Chi-Yin, 2011). Di kawasan Asia Timur khususnya, sebagian dari mereka bekerja di pabrik, menjadi awak kapal hingga pekerja rumah tangga. Selain itu, ada pelajar dan mahasiswa Indonesia di berbagai negara sekitar Korea Utara. Sulit menentukan berapa pastinya jumlah warga Indonesia di Semenanjung Korea dan sekitarnya. Sebab, sebagian tinggal dan bekerja secara ilegal di Semenanjung Korea, Jepang, Taiwan, dan China. Sebagian lagi, lebih dari sejuta orang, tinggal dan beraktivitas secara resmi di negara-negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun