Piala Sudirman atau Sudirman Cup kembali digelar, tepatnya pada 26 September hingga 3 Oktober 2021. Ajang kejuaraan ini menjadi salah satu ajang bergengsi yang paling ditunggu-tunggu, mengingat kejuaraan ini memiliki kedekatan historis dengan Indonesia.Â
Ialah Sudirman, sang tokoh di balik penamaan ajang keujaraan dunia ini. Namanya digunakan sebagai bentuk apresiasi atas peranannya yang begitu besar terhadap dunia bulu tangkis di Indonesia maupun di kancah internasional.
Sudirman lahir di Pematang Siantar pada yanggal 19 April 1923. Lahir di keluarga Jawa, Sudirman kecil tumbuh menjadi anak yang rajin dan pekerja keras.Â
Keluarga  Sudirman menghendaki anaknya itu untuk menjadi seorang terdidik yang berguna bagi bangsa dan negara. Maka dari itu, tidak heran apabila semasa hidupnya, Sudirman tidak henti-henti menimba ilmu, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sudirman muda sempat menjadi pemain bulu tangkis yang aktif pada masa kependudukan Jepang. Ia kerap kali menjadi juara di berbagai turnamen. Selanjutnya, karena kegemarannya terhadap bulu tangkis, Sudirman turut terlibat dalam organisasi dan komunitas bulu tangkis.Â
Ia menjadi salah satu founder dari PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Pada kongres PBSI yang pertama di Bandung, ia diangkat sebagai ketua I, sementara jabatan ketua umum dipegang oleh A. Rochidi.
Selanjutnya, pada kongres kedua, Sudirman beralih jabatan dan didapuk menjadi ketua umum PBSI. Selama menjadi pimpinan di PBSI, ia banyak melakukan manuver dan menciptakan terobosan baru guna memajukan bulu tangkis Indonesia.Â
Ia dengan gencar mengirim tim bulu tangkis Indonesia ke ajang internasional. Hingga pada akhirnya, ia berhasil mengantarkan tim Indonesia menjuarai Piala Thomas dan Uber untuk pertama kalinya.
Integritas dan kepiawaiannya dalam mengatur organisasi PBSI menjadikan ia sebagai sosok yang sangat dipercaya. Pada kongres ketiga hingga kelima, ia kembali dipercaya sebagai ketua umum. Namun, pada tahun 1977, isu miring tentangnya mulai menerpa, di mana ia disebut telah melakukan penyogokan untuk menjadi ketua.Â
Namun, isu tersebut tak lama kemudian menghilang. Pada kongres ke7, Sudirman kembali dipilih menjadi ketua umum PBSI. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan anggota kongres padanya sebagai implikasi dari besarnya dedikasi Sudirman dalam memajukan bulu tangkis Indonesia.
Tidak  hanya di kancah nasional, Sudirman juga dikenal berintegritas di kancah internasional. Pada tahun 1975, di London, ia diangkat sebagai wakil presiden IBF (International Badminton Federation).Â