Pada era globalisasi ini, teknologi hadir dengan kemajuan yang pesat sehingga dapat dimanfaatkan hampir pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan kecanggihannya, teknologi dapat memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk melakukan aktivitas dengan waktu yang terbilang singkat. Dengan hanya beberapa kali diajarkan atau bahkan tidak diajarkan sama sekali, setiap orang dapat dengan mudah menggunakan dan mengoperasikan teknologi, salah satunya dalam bidang telekomunikasi seperti gadget.
Awalnya, gadget hanya dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi saja. Namun, seiring berkembangnya zaman, fungsi gadget semakin bertambah luas. Selain untuk bertanya kabar, gadget juga difungsikan sebagai alat untuk mencari dan menerima informasi terbaru yang terjadi baik itu di dalam ataupun di luar negeri. Ditambah lagi dengan berbagai macam jenis dan fitur yang selalu up-to-date dan tentunya akan menarik minat bagi setiap penggunanya. Tak heran jika kita melihat hampir semua kalangan mempunyai gadget, bahkan banyak kita temui anak usia dini sudah lihai menggunakan gadget.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gadget memberikan banyak manfaat untuk anak, seperti terstimulasinya perkembangan kognitif dan motorik halus anak. Mereka juga dapat mengetahui berbagai hal yang mungkin sebelumnya belum pernah diketahui. Namun disisi lain, kita juga harus menyadari akan dampak negatif bagi anak dari pemakaian gadget tanpa batasan waktu. Jika anak sudah kecanduan bermain gadget, hal yang mungkin terjadi adalah anak akan menjadi pribadi yang menutup dari lingkungan luar. Mengingat bahwa anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami perkembangan dalam tahap mengeksplorasi dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya (Nasution et al., 2022). Alih-alih untuk bermain dan bereksplorasi dengan teman sebayanya di lingkungan luar, mereka justru lebih memilih berdiam diri di rumah untuk memainkan gadget. Ketika orang tuanya memanggil, seringkali mereka tidak langsung menjawab sehingga harus dipanggil beberapa kali. Bahkan, anak bisa menangis histeris jika tidak diberi gadget karena sudah terbiasa memainkannya.
Sungguh miris melihat pemandangan anak yang sudah kecanduan bermain gadget. Hal demikian tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bersosialisasi anak. Mengapa begitu? Bermain gadget tanpa diberikan batasan waktu akan menyebabkan anak tidak beranjak dan hanya berdiam diri sehingga kurangnya kontak langsung dengan orang lain. Dimana anak yang seharusnya mendapatkan kosa kata baru yang didapatkan dari lingkungan bermainnya, mereka justru susah untuk bertatap muka apalagi untuk diajak berbicara. Kurangnya interaksi sosial tentunya akan menjadikan anak seorang yang individualis, sebab mereka lebih menutup diri dari lingkungan sekitar sehingga anak akan memiliki sikap kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya dan akibatnya kemampuan bersosialisasi anak akan menurun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Rini et al., 2021), bahwa penggunaan gadget berlebihan dapat berpengaruh terhadap perilaku sosial anak, seperti (1) anak menjadi pasif dalam bersosialisasi secara fisik; (2) lupa pada lingkungan sekitarnya; serta (3) waktu bermain dengan teman-temannya menjadi seidikit.
Terdapat kasus ibu yang mempunyai pengalaman bahwa anaknya sudah berusia 3 tahun 4 bulan yang didiagnosa oleh dokter bahwa kemampuan bicaranya terlambat hingga 1 tahun. Hal ini dikarenakan anak tersebut sudah diperkenalkan dengan gadget di usianya yang baru 10 bulan. Terlihat sejak anak itu berusia 2 tahun terdapat kekakuan dari cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari kebiasaan pada umumnya saat sedang bermain mobil-mobilan atau sebagainya, anak menirukan suara mobil serta berimajinasi saat memainkannya. Berbeda dengan anak tersebut, dia bermain dengan hanya memegang mobil-mobilannya saja dan tidak bersuara sama sekali.
Setelah mengetahui terdapat pengaruh yang disebabkan oleh gadget terhadap kemampuan bersosialisasi anak, maka sangat dibutuhkan peran orang tua dalam membatasi pemakaian gadget pada anak. Orang tua mestinya harus mengajak anak untuk bercerita, bermain, dan bersosialisasi secara kontak langsung agar anak memiliki sikap yang peka akan lingkungan sekitarnya. Sediakan berbagai media atau alat bermain untuk mengalihkan keinginan anak untuk bermain gadget. Pengawasan orang tua juga terbilang sangat penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H