Kajar (06/08/2021). Masa pandemi mengubah tatanan kehidupan di bumi. Masyarakat dituntut untuk tetap menjalani kehidupan dengan beberapa peraturan yang bersifat membatasi. Pandemi berdampak pada semua sektor dibumi, hingga ke tanaman dan hewan. Â Pembatasan aktivitas merupakan tantangan tersendiri bagi manusia. Entah bagaimana kebutuhan dapat tercapai dengan skala aktivitas yang serba terbatas. Pemenuhan kebutuhan pangan di masa pandemi juga merupakan suatu hal yang layak untuk difokuskan dan dipikirkan sampai dari unit terkecil penunjangnya. Tentunya hal ini berdampak terhdapat sikap manusia bagaimana menjaga keseimbangan ketahanan pangan khususnya dari sector terkecil yaitu keluarga.
Hidroponik merupakan teknik budidaya sederhana yang dilakukan dengan memanfaatkan air sebagai media tanam tanpa menggunakan media tanah. Hidroponik sangat cocok untuk di segala daerah dengan keterbatasan lahan tanam. Sifat dari hidroponik yang mudah dan efisien sangat berpotensi untuk dapat dilakukan oleh semua kalangan. Hidroponik menjadi salah satu solusi yang cocok untuk digunakan sebagai media pemenuhan kebutuhan pangan di masa pandemi  dengan sasaran berupa tingkat sederhana/terkecil yaitu keluarga. Hidroponik dapat dilakukan di rumah sehingga meminimalisir kontak antar manusia, bahan yang digunakan juga cukup sederhana dapat berasal dari limbah rumah tangga yang dapat digunakan alih fungsinya. Perihal nutrisi dapat diantisipasi dengan menggunakan poc organik membuat sendiri atau larutan ab mix dengan memanfaatkan jasa marketplace dan pengiriman yang sudah sesuai dengan protokol kesehatan.
Hidroponik sistem wick merupakan hidroponik dengan memanfaatkan sumbu berupa kain/flannel sebagai penyambung antara nutrisi dan media tanam. Sistem ini merupakan paling simple dan sederhana. Kelebihan hidroponik sistem wick yaitu : tanaman mendapatkan suplai nutrisi secara terus-menerus, pembuatan kontruksi mudah dan biaya yang diperlukan murah, mempermudah perawatan, dan tidak memerlukan banyak pupuk. Kekurangan hidroponik sistem wick : terbatas sayuran daun, buah, dan bunga, selalu mengontrol keseimbangan ph, unsur hara agar sesuai kebutuhan tanaman, dan dapat mengalami kekeringan apabila terdapat kegagalan penyuplaian nutrisi oleh sumbu.
pekarangan rumah sebagai salah satu upaya ketahanan pangan". Materi yang disampaikan berupa : ventrikultur, hidroponik, dan budikdamber. Adapun sasaran yang dituju : ibu kades, ibu RW, ibu RT, ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT), dan remaja-remaja karang taruna. Sosialisasi diawali dengan penjelasan2 singkat, pembagian leaflet materi, demontrasi dan praktik penanaman, dan diakhiri sesi tanya-jawab. Adapun langkah-langkah kegiatan menanam secara hidroponik yaitu : pembagian hasil penyemaian benih tanaman sawi, perancangan kontruksi hidropoik sistem wick dari gabus dan baki, penyeimbangan konsentrasi larutan nutrisi ab mix , dan pindah tanam. Â Selepas kegiatan terdapat pembagian growing kit sebagai cindera mata dan pembagian perlatan yang telah digunakan praktik.Â
Kegiatan sosialisasi hidroponik dilakukan di Masjid Al-Ma'sum RW01 Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada hari Jumat, 06 Agustus 2021. Sosialisasi yang dilaksankan mengusung tema "PemanfaatanMenurut Nikmatur Rohmah salah satu tamu undangan yang menghadiri kegiatan sosialisasi ini berpendapat bahwa kegiatan sosialisasi sangat bermanfaat. "Sosialisasi pemanfaatan pekarangan terpadu ini sangat bermanfaat, menambah wawasan dengan 3 materi yang berbeda-beda, dapat menjadikan waktu produktif di masa pandemi" tuturnya.
Penulis : Yulia Anjani Maula (Agroekoteknologi / FPP)
DPL Â Â Â : Ir. Sutrisno, MP. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H