Pertamina Grand Prix of Indonesia dilaksanakan pada tanggal 18-20 Maret 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pembangunan Sirkuit Mandalika ini sendiri dikelola oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Centre) yang dipimpin oleh Abdulbar M Mansoer. Pertandingan internasional ini mengundang banyak perhatian dan tentunya memberikan berbagai dampak untuk Indonesia. Menurut catatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, pendapatan akan diperkirakan mencapai lima ratus miliar rupiah. Pendapatan ini berasal dari penjualan tiket, spending money selama di Indonesia, penerbangan, akomodasi (hotel, homestay, motel, maupun guest house), dan masih banyak lagi.Â
Pergelaran ini diharapkan mampu meningkatkan sektor ekonomi dan pariwisata yang collapse akibat Covid-19. Dorna Sport, promotor MotoGP, telah mengontrak Mandalika Circuit selama 10 tahun ke depan. Ini artinya pertandingan ini tentunya akan berdampak cukup signifikan untuk ekonomi, budaya, sosial, maupun politik Indonesia. Menurut PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) NTB, tingkat okupansi hotel bintang lima di sejumlah kawasan di Lombok sudah mencapai 100% pada 17-21 Maret 2022. Itu artinya gelaran ini dapat menjadi pendongkrak masuknya kembali wisatawan domestik maupun mancanegara ke Lombok dan sekitarnya setelah terdampak akibat pandemi berkepanjangan apalagi mengingat Mandalika termasuk ke dalam 5 Destinasi Wisata Super Prioritas.Â
Gelaran ini tentunya akan melibatkan banyak sekali orang yang kemudian akan meningkatkan perputaran uang, terutama di NTB. Pada Februari 2022 saat circuit test, ada sekitar 312 kamar yang telah dipesan untuk para kru. Sementara itu, pada tanggal 18-20 Maret 2022 jumlah kru naik empat kali lipat dari sebelumnya. Tidak hanya itu, setiap tim juga membawa logistik masing-masing untuk keperluan balap. Belum lagi dari penonton yang terdiri dari penonton dari NTB dan luar pulau yang tentunya juga akan meningkatkan permintaan akomodasi, makanan, tiket penerbangan, tiket masuk, dan sebagainya.
Dinas Pariwisata NTB telah menyiapkan regulasi agar UMKM tetap eksis dan bersinergi dengan sejumlah perusahaan besar dan ternama. Persiapan matang dilakukan untuk 109.000 UMKM NTB agar dapat memanfaatkan momentum tersebut sebaik mungkin. Pemerintah memfasilitasi UMKM dengan memberikan modal, fasilitas, dan kesempatan emas untuk go global. Selain UMKM NTB, Mustika Ratu kerap mempromosikan jamu siap minum (RTD), terutama kepada wisatawan mancanegara. Produk ini digadang mampu mendunia sebagai produk khas Indonesia.Â
Dampak positif tidak hanya dirasakan oleh pariwisata di NTB, tetapi juga di wilayah lain, misalnya Gili Trawangan, Sengginggi, dan masih banyak lagi. Beberapa perhelatan juga sudah masuk ke dalam kalender event NTB, yaitu Motocross Grand Prix yang akan digelar Juni mendatang. Di sela-sela event tersebut, masyarakat diperbolehkan untuk mengisi dan mengadakan event lain agar sirkuit tetap hidup dan menghasilkan pundi-pundi pendapatan.Â
Selain dampak ekonomi, Pertamina Grand Prix of Indonesia juga kerap dijadikan ajang pengenalan budaya Indonesia kepada dunia. Ajang balap motor ini dapat dijadikan sebagai ajang promosi, memperkenalkan potensi, dan melestarikan budaya Indonesia kepada dunia. Keterlibatan para budayawan juga diperlukan untuk tetap melestarikan budaya di Lombok dalam setiap kegiatannya. Ketika event dimulai, ada ritual budaya adiluhung adat Sasak, yaitu Nede Rahayu Ayuning Jagat untuk memohon keselamatan. Â
Sayangnya, dampak negatif akibat pembangunan besar-besaran Mandalika Circuit ini juga kerap menimbulkan hal yang meresahkan untuk masyarakat, seperti banjir akibat penggundulan hutan, intensitas hujan yang tinggi, dan banyaknya aktivitas proyek Mandalika Circuit. Penggundulan hutan, relokasi lahan masyarakat, pengerukan tanah, penggalian, penimbunan kerap menjadi faktor terjadinya banjir di Mandalika. Banjir yang terjadi menyebabkan banyak masyarakat kehilangan perabot mereka, rumah tenggelam, rusaknya aliran drainase di Mandalika Circuit, dan terendamnya 17 dusun lainnya, seperti Dusun Mong, Mate, Merendeng, dan dusun-dusun lainnya.Â
Tidak dapat dipungkiri, pembangunan Sirkuit Mandalika diwarnai protes, seperti masalah sengketa tanah, ITDC dinilai tidak memberdayakan masyarakat lokal dan dinilai tidak terbuka, adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan ITDC. PBB menyebutkan sekitar 150 masyarakat lokal yang menjadi korban penggusuran paksa terhadap masyarakat adat Sasak, perampasan hak milik secara agresif, intimidasi, dan tidak adanya ganti rugi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H