Mohon tunggu...
Yulia Hana
Yulia Hana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Palangka Raya

Mahasiswa jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Angkatan 2023, Universitas Palangka Raya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mengelola Inflasi melalui Pemahaman Konsumen dengan Teknologi AI: Peluang Baru dalam Ekonomi Indonesia

7 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 7 Oktober 2024   19:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Saat ini, di era digital yang berkembang pesat, teknologi kecerdasan buatan telah memberikan pengaruh penting di berbagai sektor kehidupan, termasuk perekonomian. Demikian pula, penggunaan AI telah memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan efisiensi, analisis data real-time, dan menghasilkan prediksi yang lebih akurat terhadap banyak fenomena, termasuk perilaku konsumen. Di Indonesia, yang saat ini sedang menghadapi tantangan inflasi yang seringkali mengancam stabilitas perekonomian, AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam memahami pola konsumen. Dengan demikian, hal ini dapat menghasilkan pengelolaan inflasi yang lebih cerdas sehingga menghasilkan stabilitas perekonomian yang lebih berkelanjutan dan pertumbuhan yang lebih inklusif.

 

Pengertian Inflasi dan Dampaknya

Dalam pengertian yang lebih luas, inflasi merujuk pada peningkatan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu perekonomian selama periode tertentu. Secara lebih sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan daya beli uang - dengan kata, bahwa dengan sejumlah uang yang sama seseorang tidak bisa membeli jumlah barang atau jasa yang sama seperti sebelumnya. Inflasi yang tidak terkendali dapat menjadi sumber ketidakstabilan perekonomian dengan memperlambat pertumbuhan, mengurangi daya beli konsumen, dan meningkatkan ketidakpastian bagi para pelaku bisnis. Sebagai contoh, dalam konteks Indonesia, inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti fluktuasi harga komoditas global, misalnya, minyak atau pangan, kebijakan fiskal dan moneter yang longgar, dan ketidakstabilan ekonomi global yang dapat berdampak signifikan pada harga barang-barang di dalam negeri.

Dampak inflasi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, dari konsumen hingga produsen. Masyarakat berpenghasilan rendah menjadi yang paling rentan karena mereka lebih banyak menghabiskan pendapatan mereka untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan energi. Ketika inflasi meningkat, harga kebutuhan pokok pun turut naik, yang menyebabkan tekanan besar bagi kelompok rentan ini. Di sisi lain, bisnis juga terpengaruh karena kenaikan biaya produksi mengurangi margin keuntungan mereka dan sering kali membuat mereka harus menaikkan harga produk, yang dapat menurunkan permintaan.

Peran AI dalam Memahami Perilaku Konsumen

Kecerdasan buatan menawarkan solusi yang sangat potensial dalam memahami dan memprediksi perilaku konsumen. Dengan menggunakan teknologi ini, perusahaan dan pemerintah dapat menganalisis data besar (big data) secara efisien, mendapatkan wawasan tentang kebiasaan belanja, preferensi produk, hingga reaksi konsumen terhadap fluktuasi harga. Misalnya, algoritma AI mampu memproses data transaksi harian dari jutaan konsumen untuk mengidentifikasi pola belanja, seperti produk mana yang lebih sering dibeli selama periode inflasi atau bagaimana konsumen merespons kenaikan harga pada komoditas tertentu.

Selain itu, AI dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pengeluaran mereka saat menghadapi inflasi. Misalnya, apakah mereka cenderung menunda pembelian barang yang tidak penting atau mencari alternatif yang lebih murah? Informasi semacam ini sangat berharga bagi perusahaan untuk menyusun strategi penetapan harga, pengelolaan stok, dan kampanye pemasaran yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan pasar.

Untuk pembuat kebijakan, AI juga bisa menjadi alat penting dalam merancang kebijakan ekonomi yang lebih adaptif. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku konsumen, pemerintah dapat mengambil tindakan yang lebih terarah, misalnya dengan memberikan subsidi pada barang-barang kebutuhan pokok yang paling banyak dibeli oleh masyarakat berpenghasilan rendah selama periode inflasi tinggi.

AI dan Penyesuaian Harga Dinamis

Salah satu aplikasi AI yang paling relevan dalam konteks inflasi adalah penggunaan penyesuaian harga dinamis (dynamic pricing). Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk secara otomatis menyesuaikan harga produk berdasarkan data real-time tentang permintaan, penawaran, perilaku konsumen, dan daya beli. Dalam konteks inflasi, penyesuaian harga dinamis dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan perusahaan dan aksesibilitas konsumen terhadap produk-produk penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun