Adapun manfaat dari mengonsumsi hasil olahan air nira menurut hasil studi penelitian dari Rosdiati Napitupulu dari Pusat Penelitian Biologi (LIPI), mengatakan nira dari pohon lontar bisa digunakan untuk menghasilkan olahan yang bernilai tinggi seperti etanol, asam asesat, gliserin, dan nata de nira pengganti nata de coco. Karena produk nata yang diolah dari nira lontar, lebih cepat membentuk biomassa di bandingkan dengan yang terbuat dari kelapa.
Selain itu masyarakat Pulau Rote juga memanfaatkan bagian pohon lontar yang di gunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, akar nya yang terdiri dari ekstrak akar muda dapat membantu melancarkan air seni serta di pakai untuk obat cacing, air hasil rebusan akar muda (decontion) bisa di pakai untuk mengobati masalah pernapasan.
Buahnya yang telah tua untuk obat kulit (dermatitis), bunga dari pohon lontar yaitu abu mayang (spadix) untuk mengobati orang yang terkena penyakit lever, serta arang yang dihasilkan dari batang pohon lontar sebagai obat sakit gigi, dan bisa juga sebagai obat pembersih mulut, jika di rebus kulit batang nya dan kemudian di tambah dengan sedikit garam.Â
Sayangnya semua kini telah berubah, di karenakan para pemuda tidak mau meneruskan pekerjaan yang menurut mereka tidak mengubah apapun, mereka lebih suka merantau ke kota untuk bekerja dan menimbah ilmu, padahal jika di geluti lebih serius, maka dampak nya sangat besar dan dapat mengubah perekonomian masyarakat dan mengubah pandangan semua orang.Â
Untuk itu perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan para masyarakat guna membangkitkan kembali sentral-sentral pengelolahan dari air sadapan nira, serta melibatkan kerjasama pihak ketiga guna menyukseskan produk unggulan dari hasil bumi di Pulau Rote Pagar Terselatan di Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H