Topik Kompasiana kali ini sangat menarik. Seratus Tahun Pramoedya Ananta Toer, Mana Buku yang Jadi Favoritmu? Ya, Pram adalah  salah satu sastrawan legendaris yang dimiliki Indonesia. Berbagai buku karyanya sampai sekarang masih saya koleksi untuk dibaca dan dibaca lagi. Buku bagus tidak cukup dibaca satu kali bukan?
Dalam tulisan ini saya akan sedikit berbagi tentang novel favorit saya yaitu Tetralogi Pulau Buru, yang salah satu bukunya pernah diangkat ke layar lebar yaitu Bumi Manusia.
Pram lahir di Blora pada tanggal 6 Februari 1925 dan meninggal di Jakarta 30 Â April 2006. Semasa hidupnya Pram telah menghasilkan lebih dari 59 karya dan telah diterjemahkan dalam 41 bahasa Asing.
Lewat buku buku Pram kita bisa mempelajari sejarah dan menjiwai kondisi masyarakat yang menjadi latar cerita yang disajikan.
Karier Pram sebagai penulis dimulai ketika menjadi juru ketik di Kantor Berita Domei pada masa penjajahan Jepang.
Pada 1958, Pram bergabung dengan Lekra, organisasi kesenian yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebuah keputusan yang membuat Pram terlibat polemik dengan pemerintah dan seniman lain.
Pada masa Orde Baru, Pram ditangkap dan dipenjara selama 10 tahun di Pulau Buru. Selama di pulau Buru tersebut Pram tak berhenti berkarya dan lahir buku tetralogi Pulau Buru yang sempat dilarang peredarannya di masa orde baru.
Lewat tetralogi pulau Buru kita diajak lebih mengenal sosok RM Tirto Adhi Soerjo.