Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fibonacci, "Bilangan Tuhan" dan Keteraturan Alam Semesta

25 November 2024   21:29 Diperbarui: 25 November 2024   21:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keteraturan alam semesta dan spiral bilangan Fibonacci (Sumber gambar: Bacakoran)

2. Rasio Emas : Setiap kita membagi dua bilangan yang berurutan dalam bilangan Fibonacci kita akan mendapatkan nilai sekitar 1,618. Bilangan ini dinamakan rasio emas dan sering muncul dalam seni , arsitektur dan desain. 

Banyak yang menganggap bahwa obyek atau bentuk yang mengikuti radio emas akan memiliki keindahan yang harmonis

3. Teori dan Aplikasi Matematika: Fibonacci juga memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk ilmu komputer, teori permainan, dan bahkan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa barisan ini memiliki relevansi yang luas dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Rasio emas (Sumber gambar: Kompasiana by Novan Ardiansyah)
Rasio emas (Sumber gambar: Kompasiana by Novan Ardiansyah)

Dari hal-hal di atas barisan Fibonacci sering menjadi simbol keterkaitan antara matematika dan alam semesta.

Dengan memperhatikan berbagai fakta tersebut kita akan semakin menyadari bahwa alam semesta dan seisinya tidak terjadi begitu saja. Ada "Tangan Besar " yang mengatur semuanya sehingga alam dan seisinya begitu harmonis.

Ya, seperti yang diungkapkan oleh Galileo Galilei bahwa :  Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan untuk menciptakan alam semesta (Mathematics is the language with which God has written the universe).

Semoga bermanfaat dan Salam Matematika

Sumber bacaan : Wikipedia 

Matematika 8 Kurikulum 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun