Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Benang Mass", Sebuah Cerita tentang Terobosan Pembelajaran Berdiferensiasi

23 November 2024   10:25 Diperbarui: 24 November 2024   07:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengikuti kegiatan di MCC (Dokumentasi pribadi Fathim)

Menghargai keunikan setiap anak adalah cara terbaik untuk mendukung mereka dalam menemukan jati diri mereka.

Dua orang siswi menggerakkan badannya selaras irama. Dengan baju yang didominasi warna biru gemerlap dan tutup kepala khas Minangkabau keduanya sesekali tersenyum. Bunga merah di dekat telinga mempercantik penampilan mereka saat itu.

Tepuk tangan siswa, guru dan tamu begitu meriah begitu mereka mengakhiri penampilan. Sesudah bertugas, keduanya segera bergabung bersama teman-teman yang lain.

Dua orang di atas adalah siswa yang tergabung dalam program Benang Mass sekolah. Mereka sedang mempersembahkan Tari Piring pada acara visitasi lomba Inotek tingkat propinsi.

Mengapa harus ada Benang Mass?

Siswa dan mading Benang Mass. (Dokumentasi pribadi Fathim)
Siswa dan mading Benang Mass. (Dokumentasi pribadi Fathim)

Benang Mass merupakan akronim dari Belajar Menyenangkan bersama Siswa Spesial.

Dari pembicaraan saya dengan guru BK diceritakan bahwa program ini bermula dari pengamatan guru BK terhadap hasil tes psikologi siswa.

Tes psikologi yang di dalamnya juga ada IQ adalah program sekolah yang dilaksanakan di awal tahun pelajaran untuk siswa baru. 

Lewat tes ini diharapkan sekolah lebih memahami kondisi siswa. Di samping untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, juga supaya bisa menangani dengan cepat jika terjadi masalah dalam pembelajaran di sekolah.

Siswa mengikuti kegiatan di MCC (Dokumentasi pribadi Fathim)
Siswa mengikuti kegiatan di MCC (Dokumentasi pribadi Fathim)

Menurut tes tersebut ternyata ada beberapa siswa di sekolah yang memiliki IQ di bawah rata-rata normal. Beberapa di antara siswa tergolong slow learner juga border line.

Dalam perjalanan, siswa yang hasil tesnya tidak begitu tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang agak jauh di bawah teman-temannya. Akibatnya mereka menjadi agak minder, kurang percaya diri dan mulai menarik diri dari pergaulan.

Dalam beberapa kali event, ketika siswa lain sibuk berkegiatan, para siswa ini biasanya berdiam di kelas menjauhkan diri dari keramaian dan tidak mau terlibat dalam kegiatan seperti yang lain.

Selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi bahwa siswa harus diberikan layanan sesuai dengan 'keunikan' mereka, maka para guru BK menggagas diadakannya program Benang Mass.

Lewat program ini diharapkan bisa terbentuk karakter percaya diri para siswa ini sehingga mereka bisa bersosialisasi dengan yang lain.

Pembentukan karakter ini dilakukan dengan memberikan ketrampilan hidup pada siswa.

Mula-mula para siswa diajak menanam hidroponik dan aquaponik. Tapi dalam perjalanan kegiatan ini kurang memberikan dampak, karena siswa kurang antusias. 

Barangkali disebabkan karena untuk mendapatkan hasil panen dari hidroponik dan aquaponik diperlukan waktu yang agak lama.

Setelah dilakukan berbagai diskusi akhirnya para guru sepakat untuk memberikan ketrampilan pembuatan minuman dan puding dengan bahan dasar telang dan lemon (temon) pada para siswa.

Minuman Telang Lemon. (Dokumentasi pribadi Fathim)
Minuman Telang Lemon. (Dokumentasi pribadi Fathim)

Mengapa Telang dan lemon? Telang dan lemon adalah bahan alami yang kaya nutrisi. Kombinasi keduanya dengan penambahan bahan lain tidak hanya sedap namun juga memberikan banyak manfaat pada tubuh kita.

Pembuatan makanan dan minuman Telang Lemon ini membuat SMP Negeri 3 mendapatkan juara ketiga lomba Inovasi dan Teknologi yang diadakan oleh Bappeda kota Malang. 

Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah diberi kesempatan untuk mengisi acara pameran Festival Mbois ke-9 (FMIX) yang diadakan pemerintah kota Malang di MCC pada tanggal 8-10 November 2024, dan berhak maju ke lomba Inotek tingkat propinsi.

Verifikasi lapangan oleh provinsi terhadap pelaksanaan Benang Mass di sekolah telah dilaksanakan pada hari Jumat kemarin.

Tanggapan positif muncul dari tim penilai saat berkeliling dan menikmati minuman Temon buatan anak anak.

Keterlibatan siswa dalam kegiatan sekolah. (Dokumentasi Pribadi)
Keterlibatan siswa dalam kegiatan sekolah. (Dokumentasi Pribadi)

Keterlibatan siswa yang tergabung dalam Benang Mass pada berbagai event membuat rasa percaya diri mereka kian terbentuk. Tampak dalam bersosialisasi mereka tidak terlalu menarik diri seperti dulu.

Keterlibatan orangtua melalui beberapa kali sosialisasi oleh BK membuat program ini bisa berjalan dengan baik.

Akhirnya semoga Benang Mass terus berjalan dengan berbagai inovasinya, dan melalui pembelajaran berdiferensiasi kita bisa memberikan layanan yang terbaik pada siswa dengan berbagai prrbedaannya.

Ya, setiap anak adalah unik. Mereka berhak belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan kelebihan masing masing. 

Menghargai keunikan setiap anak adalah cara terbaik untuk mendukung mereka dalam menemukan jati diri mereka.

Semoga Bermanfaat dan Salam Edukasi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun