Menurut tes tersebut ternyata ada beberapa siswa di sekolah yang memiliki IQ di bawah rata-rata normal. Beberapa di antara siswa tergolong slow learner juga border line.
Dalam perjalanan, siswa yang hasil tesnya tidak begitu tinggi mempunyai kemampuan kognitif yang agak jauh di bawah teman-temannya. Akibatnya mereka menjadi agak minder, kurang percaya diri dan mulai menarik diri dari pergaulan.
Dalam beberapa kali event, ketika siswa lain sibuk berkegiatan, para siswa ini biasanya berdiam di kelas menjauhkan diri dari keramaian dan tidak mau terlibat dalam kegiatan seperti yang lain.
Selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi bahwa siswa harus diberikan layanan sesuai dengan 'keunikan' mereka, maka para guru BK menggagas diadakannya program Benang Mass.
Lewat program ini diharapkan bisa terbentuk karakter percaya diri para siswa ini sehingga mereka bisa bersosialisasi dengan yang lain.
Pembentukan karakter ini dilakukan dengan memberikan ketrampilan hidup pada siswa.
Mula-mula para siswa diajak menanam hidroponik dan aquaponik. Tapi dalam perjalanan kegiatan ini kurang memberikan dampak, karena siswa kurang antusias.Â
Barangkali disebabkan karena untuk mendapatkan hasil panen dari hidroponik dan aquaponik diperlukan waktu yang agak lama.
Setelah dilakukan berbagai diskusi akhirnya para guru sepakat untuk memberikan ketrampilan pembuatan minuman dan puding dengan bahan dasar telang dan lemon (temon) pada para siswa.